Ketika Malaikat Bersiap Menghancurleburkan Thaif  

6 Rekomendasi Destinasi Wisata Alam di Italia

Bagikan

Pada saat Rasulullah menahan lara hati akibat penganiayaan masyarakat Thaif, malaikat Jibril dan penjaga gunung menyambanginya.

Malaikat pembawa wahyu berkata kepada sang Nabi, “Kamu mau saya jatuhkan dua gunung kepada masyarakat Thaif? Jika itu yang engkau kehendaki maka pasti akan terjadi.”

Namun, Nabi Muhammad tak menginginkan azab tersebut. Putra Abdullah menyadari bahwa masyarakat Thaif belum memahami arti Islam yang sesungguhnya.

Rasulullah kemudian berdoa, kelak suatu saat nanti dari rahim masyarakat Thaif akan lahir generasi beriman (HR Bukhari nomor 3231 dan Muslim nomor 1795).

Optimisme Rasulullah

Semangat tersebut kini terwujud. Kota Thaif kini berkembang menjadi sentra kegiatan umat Islam. pertanian di sana banyak dikelola umat Islam yang hasilnya berlimpah-ruah. Luar biasa.

Di sisi lain, kesabaran Rasulullah dalam berdakwah menunjukkan konsistensinya menjalankan perintah Allah. Hanya orang tertentu yang dapat melewati cobaan semacam itu.

Tak salah jika Allah menyebut cucu Abdul Muthallib ini sebagai Rasul Ulul Azmi. Dari kisah para rasul yang seperti itu, Allah mengajak para makhluk untuk meneladani ibrah mereka, “Bersabarlah, seperti para Ulul Azmi,” (al-Ahqaf: 35).

Bersembunyi

Setelah berdoa, Rasulullah menyembunyikan diri di sebuah masjid sekitar perkebunan. Lokasinya kini berdekatan dengan Masjid Qantara yang dibangun sekitar 162 tahun lalu oleh Khilafah Turki Usmani.

Bertemu Addas

Di tengah kejaran kaum kafir, Rasul juga bertemu dengan seorang pekerja kebun bernama Addas. Pria Kristen itu memberikan anggur segar. Sebelum menikmati butiran buah surga itu, Rasul mengucapkan lafaz basmalah.

Addas kaget. Dia langsung menanyakan asal sang Nabi. “Orang di sini tak pernah mengucapkan kalimat itu.”

Kemudian Rasul menanyakan dari daerah mana Addas datang. Budak tersebut menyebut daerah Ninawa yang terletak di tepian Sungai Tigris, dekat dengan Mosul, Irak.

Rasul juga menanyakan keimanannya. Addas menjelaskan dirinya mengikuti agama Nabi Yunus.

Nabi Muhammad mengatakan, Yunus adalah anak Matta, yang juga saudaranya. Ketika mendengar itu, Addas langsung menyadari, bahwa Muhammad adalah orang pilihan Allah.

Seketika itu Addas bersyahadat. Dialah orang generasi pertama di Thaif yang mengimani dakwah Muhammad.

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan panjang dan mendapatkan kecaman warga, ada orang Thaif yang mau menerima dakwah Islam dengan tulus.

Penulis: Abarahmasrina