Sirah

Kisah 70 Syuhada yang Meninggal di Gunung Uhud saat Perang

Gunung Uhud merupakan gunung berjarak kurang lebih 3 mil dari Kota Madinah, Arab Saudi. Gunung yang menyimpan sejarah panjang perjuangan umat Islam itu menjadi tujuan para jamaah saat melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Gunung Uhud merupakan dataran tinggi yang membentang dari utara ke selatan dan menyebar ke arah timur. Dataran ini berbentuk seperti persegi panjang. Karakternya gersang dan tandus, hanya ada bebetuan dan pasir yang tandus.

Namun di bagian selatan, masih ada ladang gandum yang merupakan wilayah perkebunan dengan aliran air dari selokan berukuran kecil yang terkadang dilanda banjir jika curah hujannya besar.

Kisah Perang di Gunung Uhud

Sejarah terjadinya Perang Uhud ini adlaah ketika kaum kafir Quraisy ingin membalas kekelahan mereka pada Perang Badar.

Bermula dari pendudukan kaum Quraish atas ladang gandum di Jabal Uhud yang membuat marah warga Madinah.

Sesuai dengan strategi yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu umat Islam harus mengambil posisi di Jabal Uhud. Namun, sasat pasukan muslim mulai menang, pasukan pemanah malah turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan perang.

Pasukan pemanah itu pun turun dan menyalahi strategi yang diinstruksikan oleh Nabi Muhammad. Dengan begitu, pasukan Quraisy pun dengan leluasa merebut posisi strategis di atas gunung. Dalam kejadian itu, pasukan muslim pun banyak yang tewas, hingga mencapai 70 syuhada.

Setelah perang Uhud berakhir, Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat menunaikan shalat jenazah. Namun terjadi perbedaan pendapat mengenai cara pemakaman sahabat yang meninggal di perang Uhud.

Ada yang berpendapat bahwa para syuhada itu dimakamkan di Jabal Uhud. Sementara sahabat yang lain menyarankan agar mereka dimakamkan di Madinah.

Melihat perbedaan itu, Nabi Muhammad SAW memutuskan bahwa para syuhada itu agar dimakamkan di tempat di mana mereka wafat, yaitu berada di Jabal Uhud.

Wanita-wanita Anshar setelah mendengar berita kematian keluarganya yang pergi ke medan perang, menangis dan meratapinya. Namun demikian tak seorang pun menangisi Hamzah bin Abdul Muthallib, paman Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintainya.

 

TFA News

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago