Bagi umat Islam, Abu Bakar adalah salahs atu sahabat Nabi Muhammad yang paling terkenal. Ia termasuk dari as-sabiqun al-awalun, atau orang yang paling awal memeluk agama Islam.
Sahabat Abu Bakar RA bernama lengkap Abdullah bin Abu Quhafah, tetapi orang-orang lebih familiar dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq.
Dalam kitab Mawaidz al-Usfuriyyah, Syekh Muhammad Abu Bakar Al-Ushfuri menceritakan dengan lengkap riwayat bagaimana khalifah pengganti Rasulullah ini memeluk agama Islam.
Sebelum masuk Islam, ia merupakan padagang. Saat dirinya berdagang ke negeri Syam, ia bermimpi melihat bulan dan matahari duduk di pangkuannya.
Matahari dan bulan itu lalu diraihnya, lalu ia mendekap keduanya dalam dada. Setelah itu, ia melepas jubah untuk memakaikannya.
Setelah terbangun dari tidur, ia langsung menemui salah satu Rahib Nasrani, menayakan perihal mimpinya semalam. Ia penasaran dengan arti mimpi yang aneh itu.
Di situ terjadilah perbicanngan antara kedua. Rahib itu bertanya, “Dari mana asalmu? Dari kabilah apa, dan apa pekerjaanmu?”
“Aku berasal dari Makkah, kabilahku bernama Tamim, dan pekerjaanku sebagai pedagangn,” Jawabnya.
Mendengar jawaban tersebut, Rahib itu pun menimpali: Di masamu itu, akan muncul seorang laki-laki dari Bani Hasyim bernama Muhammad Al-Amin. Dia akan menjadi Nabi akhir zaman.
Jika bukan karena kedatangan Muhammad di muka bumi ini, maka Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Tidak pula Allah akan menciptakan Adam, para rasul, dan para nabi kecuali karenanya.
Dia lah Muhammad, baginda para nabi dan rasul sebagai nabi penutup akhir zaman. Kelak kau akan masuk Islam dan menjadi pembantunya, setelah itu kau akan menjadi khalifah setalah kepergiannya. Inilah arti dari mimpimu itu.
Informasi yang kudapat tentang Nabi akhir zama itu kudapat dari tiga kitab samawi, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil. Sesungguhnya aku telah memeluk agama Islam, namun aku manyembunyikannya lantaran takut dengan orang Nasrani.
Setelah mendengat keterangan dari Rahib tentang sifat-sifat baik Nabi Muhammad, seketika hatinya luluh dan ingin segara menemuinya.
Ia pun tak sabar ingin bertemu dengan Nabi. Ia pun langsung berbegas pulang ke Makkah untuk mencari sang Nabi yang diceritakan.
Abu Bakar Bertemu Nabi
Singkat cerita, ia pun bertemu dengan pujaan hatinya, sang Rasulullah. Tak sehari pun ia lewatkan tanpa bersama Rasulullah.
Nabi pun berkata kepadanya, “Wahai Abu Bakar, setiap hari engkau datang kepadaku dan duduk bersamaku, mengapa engkau tidak masuk Islam?”
Ia menjawab, “Andai kata engkau adalah seorang Nabi, maka engkau harus memiliki mukjizat”.
Nabi SAW bersabda: “Tidakkah cukup bagimu mukjizat yang telah engkau lihat di Syam dan telah dita’birkan oleh Rahib tersebut, dan dia telah mengabarimu tentang keislamannya”.
Setelah itu, ia pun bersaksi di hadapan Nabi, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan bahwa engkau (Muhammad) adalah utusan Allah”.