Sirah

Kisah Amir bin Al-Akwa Saat Perang Khibar

Salamah bin al-Akwa meriwayatkan dan dia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Khaibar. Ketika kami berjalan di suatu malam ada seorang laki-laki dari suatu kabilah berkata kepada Amir, ‘Wahai Amir, mengapa engkau tidak membacakan syair-syairmu kepada kami dalam waktu yang singkat ini.’ Amir adalah penyair ulung. Kemudian Amir mendekat untuk membacakan syair,

Tak pernah ada kesedihan.
Kalau bukan karena Engkau, kami tidak memperoleh hidayah
Kami tidak mengenal zakat dan tidak pernah mengerjakan shalat
Kami mohon ampunan sepanjang hidup kami.

Dan berikan ketenangan kepada kami
Teguhkanlah pendirian kami saat menghadapi musuh
Kami dihina, kami tidak memperdulikannya
Dan dengan suara lantang, kami akan menantang
Hingga musuh lari tunggang langgang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Siapakah yang membaca syair tadi?’
Para sahabat menjawab, ‘Amir bin al-Akwa’.’

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Ketahuilah, semua itu hanya karena rahmat Allah!’

Seorang lelaki dari suatu kabilah berkata, ‘Sudah tentu ya Nabiyullah, andai engkau tidak menghibur kami dengannya!’

Kemudian kami sampai di Khaibar, kami berperang melawan musuh. Sampai suatu waktu kami ditimpa kelaparan yang sangat. Lalu Allah memberi kemenangan atas musuh. Ketika sore menjelang yakni pada hari kemenangan tersebut, orang-orang membuat perapian. Rasulullah bertanya, ‘Api ini untuk apa? dinyalakan untuk maksud apa?’

Mereka pun menjawab, ‘Untuk membakar daging.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Daging Apa?’ Mereka menjawab, ‘Daging keledai jinak.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sembelihlah lalu potong-potong.’

Adapun seorang laki-laki yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, atau kami sembelih kemudian kami cuci?’ Nabi menjawab, ‘Demikian juga boleh.’

Ketika orang-orang tengah berbaris, pedang Amir yang pendek berhasil direbut seorang Yahudi yang kemudian digunakan untuk memukulnya. Mata pedangnya beralih tangan dan melukai lutut Amir yang menyebabkan kematiannya.

Ketika itu orang-orang menguburkan jenazah Amir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperhatikanku sambil menggandeng tanganku, beliau bertanya, ‘Mengapa kamu sedih?’

Aku menjawab, ‘Tebusanku ayah dan ibuku, mereka mengatakan bahwa Amir telah melakukan perbuatan yang dapat menghapus amal baiknya.’

Lalu Nabi menjawab, ‘Telah berdusta orang yang berkata demikian, sesungguhnya baginya dua pahala, -Rasulullah sambil merapatkan dua jarinya. Sesungguhnya Amir adalah orang yang sungguh-sungguh sedang berjihad, sedikit sekali orang Arab yang dapat menandingi keberaniannya’.” (HR. Ahmad, 4/48; al-Bukhari, Fathul Bari, 5/121)

Marshal

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago