Kopi di Jawa Barat Menjadi Daya Tarik Wisatawan

Kopi menjadi minuman primadona masyarakat dunia. Pelancong dari berbagai daerah biasanya memburu minuman satu ini yang bisa dicampur susu, dan buah-buahan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggenjot komoditas kopi dengan mendirikan sekolah kopi internasional dengan menggandeng Korea Selatan.

Menurut Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Didi Sukardi, ia menyambut baik rencana tersebut. Karena, tujuannya mendongkrak komoditas kopi dan potensi petani lokal.

“Itu bagus, kalau memang meningkatkan petani kopi dan meningkatkan masyarakat di sekitar,” ujar Didi, beberapa waktu lalu.

Namun, kata Didi, gagasan tersebut belum masuk dalam tahap pembahasan di DPRD Jabar. Khususnya di Komisi II yang memang membidangi masalah pertanian dan perkebunan. Bahkan, Didi sendiri baru mengetahui rencana tersebut dari surat kabar.

Sampai hari ini ide dan gagasan tersebut belum ada dalam perencanaan yang disampaikan oleh dinas terkait pada komisi.

Diekspor

Komoditas Indonesia satu ini diekspor ke berbagai negara. Saat ini komoditas tersebut menempati peringkat keempat terbesar di dunia. Dari segi hasil produksi sebanyak 648.000 ton, setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.

Biji minuman berkafein ini yang tumbuh di Indonesia hanya terdiri atas tiga macam, yaitu: arabika, robusta dan Liberika. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat.

Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangat cocok difungsikan sebagai lahan perkebunan. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi minuman berkafein ini.