Kota futuristik Saudi di NEOM di barat laut Kerajaan, dan resor rekreasi Qiddiya dekat Riyadh, akan dibangun Arab Saudi. Pembangunan ini adalah salah satu inisiatif utama dari strategi Visi 2030 untuk melakukan diversifikasi, agar Saudi tak lagi ketergantungan terhadap minyak.
Kota futuristik Saudi yang merupakan Proyek Laut Merah itu istimewa, kata John Pagano, CEO Perusahaan Pengembangan Laut Merah. Bukan semata karena Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman jatuh cinta dengan daerah itu ketika masih muda. Tapi juga karena daerah tersebut memang menjadi masa depan pariwisata Arab Saudi.
Wilayah NEOM di barat laut kerajaan Arab Saudi, memang memiliki laguna, kepulauan, ngarai, dan geologi vulkanik seluas 28.000 kilometer persegi. John Pagano meyakini visi Pangeran Mahkota, bahwa membuka industri pariwisata dan rekreasi adalah bagian utama dari transformasi.
Ada 90 pulau di wilayah ini, tapi hanya 22 pulau yang akan dikembangkan. Kunjungan tahunan akan dibatasi satu juta pada 2030, ketika penyelesaian dijadwalkan. Namun suhu Laut Merah yang hangat, dan menurut Pagano “Mirip iklim Eropa selatan”, memungkinkan untuk bisnis sepanjang tahun.
Sementara, 9 (sembilan) pulau lainnya dianggap sangat penting bagi ekologi, sehingga tidak akan dibangun sama sekali. Bahkan aksesnya akan dikontrol dengan cermat. Salah satunya, pulau Al-Waqqadi, tujuan wisata yang sempurna, tapi tak akan ‘diutak-atik’ karena merupakan tempat berkembang biak penyu penyu sisik yang langka.
“Kami tidak akan mengembangkannya. Ini menunjukkan bahwa kita bisa menyeimbangkan antara pembangunan dengan konservasi,” kata Pagano.
Suasana berbeda dan tanpa alkohol. Mungkinkah? Pagano menjelaskan, “Saat ini tidak ada rencana untuk menyajikan alkohol. Bahkan tanpa alkohol, ada 1,5 miliar wisatawan potensial di dunia demografis muslim,” tandas Pagano.
Dijanjikan bahwa setelah para turis sampai di sana, akan terasa suasana berbeda, lain dari yang umum ada di Arab Saudi. Sebagai “zona ekonomi khusus” dan norma sosial yang lebih santai pada lingkungan yang menarik bagi pengunjung internasional.
Saat ini, Kerajaan memperoleh antara 3 dan 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) dari sektor ini, sebagian besar darinya adalah wisata religius dari jemaah haji dan umrah. Secara global, pariwisata mewakili 10 persen dari PDB dan menyumbang 10 persen dari tenaga kerja dunia.
“Proyek Laut Merah direncanakan akan menyuntikkan SR22 miliar ($ 5,8 miliar) ke dalam ekonomi Arab Saudi. Serta mengarah pada penciptaan 70,00 pekerjaan secara langsung dan tidak langsung di tenaga kerja Kerajaan,” kata Pagano.
“Ini akan menjadi tujuan wisata mewah yang menetapkan standar global baru dalam keberlanjutan,” kata Pagano. “Idenya adalah tidak membangun sebanyak mungkin di atasnya, dan menghasilkan uang sebanyak yang kita bisa. Tapi idenya adalah untuk melindungi alam yang ada, untuk generasi yang akan datang. ”
Pariwisata mewah di sini menyasar segmen pasar global yang tumbuh paling cepat, dan bersedia membayar mahal untuk pengalaman unik. Eksklusivitas akan ditetapkan dengan membatasi jumlah pengunjung.
Teknologi super canggih yang dilakukan dalam pembangunan struktur proyek ini, antara lain: menggunakan 100 % karbon netral dan menggunakan energi terbarukan melalui tenaga surya dan angin. “Teknologi ini tersedia tetapi tidak ada yang pernah melakukannya pada skala ini sebelumnya,” katanya.
John Pagano juga menunjuk rencana untuk menggunakan tenaga surya untuk membuat es di siang hari dan menggunakannya untuk pendinginan di malam hari. Bahkan ada rencana untuk “pohon buatan” untuk membantu proses penangkapan karbon.
Terumbu karang di Laut Merah adalah nomor empat terbesar di dunia. “Sisa dari sistem terumbu karang di seluruh dunia sedang sekarat, tetapi yang ini – yang terbesar keempat di dunia – sedang berkembang,” jelas Pagano yang kelahiran Canada.
“Untuk itu kami mencoba mencari tahu alasannya. Kami melakukan riset yang bekerja sangat erat dengan Universitas Sains dan Teknologi Raja Abdullah (KAUST) mengenai pertumbuhan karang Laut Merah. Penelitian ini mencoba memahami DNA unik karang Laut Merah yang tumbuh sangat subur, padahal memiliki suhu laut lebih hangat dan nilai salinitasnya lebih tinggi,” jelas Pagano lagi.
Menurutnya, hasil penelitian ini bertujuan untuk menyelamatkan terumbu karang di seluruh dunia. “Kami sedang berusaha mencari tahu mengapa, dan sejauh kami memecahkan misteri itu, ambisinya adalah untuk mengekspornya ke seluruh dunia – membantu menyelamatkan Great Barrier Reef atau karang Karibia yang rusak parah, “katanya.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…
Lihat Komentar