Masjid Nabawi adalah masjid paling penting kedua bagi umat Islam setelah Masjidil Haram. Masjid ini memiliki nilai sejarah sangat tinggi dan terus menjadi destinasi utama bagi jamaah haji dan umroh.
Masjid ini memiliki arsitektur yang idan dan megah, sekaligus unik, khususnya pada desain kubahnya yang berwarna hijau. Kubah berwarna hijau tersebut, sebagai penanda bahwa di bawahnya terdapat makam manusia paling dimuliakan.
Masjid Nabawi termasuk dalam jajaran masjid terbesar di dunia. Yang membuat masjid ini begitu istimewa adalah keberadaan kubah hijau yang tidak dimiliki semua masjid di dunia.
Lantas apa makna kubah hijau di Masjid Nabawi?
Kubah hijau ini terletak di bagian tenggara Masjid Nabawi. Penampakan itu memang sangat unik, sehingga menyita perhatian orang yang melihatnya. DI bawah naungan kubah itu, Nabi Muhammad SAW dimakamkan.
Titip kubah hijau itu, juga menandakan bagian rumah salah satu istri Nabi, yaitu Aisyah RA. Nabi Muhammad memang dimakamkan di rumah yang kini berada dalam komplek Masjid Nabawi.
Dalam sejarahnya, terjadi perluasan area masjid secara besar-besaran pada masa Kesultanan Umayyah Al Walid I, saat itu lah kubah hijau ini dibuat. Semula, bangunan yang menaungi makam Nabi Muhammad hanya berupa atap datar yang terbuat dari kayu.
Lokasi pemakaman Nabi ini telah dilakukan pemugaran besar-besaran setidaknya sebanyak dua kali.
Dalam buku Arsitektur Masjid, dijelaskan bahwa Masjid Nabawi memang mempertahankan bentuk atap yang datar. Barulah kemudian terdapat penambahan bagian bangunan pada Masjid Nabawi, yakni dibangun sebuah kubah yang difungsikan sebagai penutup ruang makam Rasulullah SAW.
Pemugaran ini dilakukan oleh Sultan Kait Bey saat ia memerintah wilayah Mesir pada tahun 879-895.
Penambahan kubah hijau di Masjid Nabawi ini bertujuan untuk memberikan penekanan yang kuat pada area makam Rasulullah SAW atau sebagai tanda tempat peristirahatan beliau. Selain itu, kubah ini juga menandakan point of interest Masjid Nabawi jika dilihat dari jauh.
Sementara itu, jika ditinjau dari segi arkeologis, keberadaan kubah hijau di Masjid Nabawi yang mengatapi makam Rasulullah SAW merupakan penanda area yang ddahulunya merupakan rumah atau bilik Aisyah RA.
Sultan Mahmud II yang pernah memimpin Dinasti Utsmaniyah pada tahun 1813 memberi ornamentasi emas pada puncak kubah hijau di Masjid Nabawi ini. Untuk itu, magnet atau daya tarik masjid ini pun menjadi lebih besar setelahnya.
Setelah mengalami pemugaran yang signifikan pada bagian atapnya, Masjid Nabawi kemudian juga mendapat beberapa penambahan fitur selama masa pemerintahan Sultan Abdul Majid dari Dinasti Utsmaniyah.
Pemugaran itu di antaranya penggantian atap masjid yang semula datar menjadi bentuk kubah dan penambahan pilar untuk menopangnya. Lalu, penambahan satu minaret lagi, sehingga total memiliki lima minaret.
Selanjutnya, penambahan mihrab, penambahan ornamen di langit-langit kubah dan kaligrafi, dan pemasangan lampu kristal gantung.