Categories: News

Kunjungi Percetakan Al-Quran Berusia Lima Ratus Tahun di Kudus

Kitab Alquran dan pelajaran agama cetakan Menara Kudus barangkali sudah tak asing lagi bagi kalangan santri atau kaum muslim pada umumnya. Di perusahaan Menara Kudus inilah sudah tak terhitung kitab yang dicetak sejak lebih dari separuh abad yang lalu.

Awak media berkesempatan mendatangi tempat percetakannya di Jalan Menara, Kabupaten Kudus, Selasa (14/5/2019). Di perusahaan ini, terlihat kesibukannya yang tiada henti.

Mulai dari koreksi produksi Alquran, pengemasan Alquran, sampai percetakannya, serta sejumlah buku pelajaran agama Islam di antaranya Aqidatul Awam, Taqrib, dan lainnya.

Alat-alat cetak yang digunakan di percetakan ini sebagian besar menggunakan alat modern. Para pekerjanya baik yang muda dan tua tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing.

“Saya kerja sudah 25 tahun lebih. Sejak masih bujang,” celetuk seorang pekerja kepada tfanews.com

Mereka bekerja sigap. Meneliti hasil cetakan, mengoperasikan alat cetak, sampai mengoreksi hasil cetakan, adalah garapan sehari-hari di perusahaan yang berdiri 1952 itu. Di sisi pojok belakang, tampak seorang pekerja sibuk mengoreksi isi Alquran seperti harakat, huruf yang kurang, dan sejenisnya.

Fatoni Zainuri Nur (55), sang pengelola percetakan Menara Kudus mengaku ada berbagai jenis Alquran yang diproduksi di perusahaanya.

“Yang dicetak kita ada 60 item. Kira-kira dari jumlah itu, ada yang dicetak 50 ribu eksemplar, 60 ribu eksemplar. Macam-macam. Tergantung permintaan pasar,” kata Fatoni di ruang kerjanya.

Anak kedelapan pendiri percetakan ini mengungkapkan ada 60 item yang dicetak dari awal pendirian hingga sekarang. Saat ini, menurutnya, terjadi peningkatan permintaan Alquran.

“Siginifikan hingga 20-30 persen dari biasa. Karena permintaan dari pondok, toko-toko, dan sekolah madrasah, itu cukup signifikan. Ada beberapa (peningkatan) jelang puasa sampai nanti Ramadan hingga minggu ketiga,” katanya sambil menunjukkan Alquran cetakannya.

Permintaan Alquran karya percetakan Menara Kudus yang paling tinggi adalah Jawa Timur, Medan, bahkan Brunei, Malaysia, Singapura.

“Irian (Papua) juga tinggi permintaannya,” bebernya.

Lantas apakah adanya Alquran versi digital atau melalui aplikasi android berdampak pada produksi Alquran? Fatoni dengan tenang meyakinkan bahwa itu tak berdampak sama sekali.

“Pengaruhnya (Alquran digital) tidak signifikan karena ada pasar kami. Seperti banyaknya pesantren, madrasah,” tuturnya.

Alquran yang diproduksinya dibanderol sekitar Rp 12 ribu-hingga Rp 200 ribu. Perbedaan harga itu tergantung dari jenis cover, kertas hingga ukurannya.

“Kalau ukuran besar atau ukuran raksasa, ya jelas lebih mahal harga pesanannya,” imbuhnya.

Marshal

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago