Lagu Rindu Solo Menginspirasi Masyarakat Sekitar

Bagikan

Lagu Rindu Solo gubahan Putri Solo II 2010, Elizabeth Sudira memperkuat kecintaan dan rasa memiliki kota itu. Elizabeth mengatakan, lagu ini tercipta hanya dalam waktu empat menit.

Dia bercerita, suatu malam ketika berbaring dia melihat punggung orang tua kemudian menangis. Wanita ini berpikir tidak ada tempat sebaik dan senyaman rumah karena hanya di sanalah bisa bertemu dengan kedua orang tua.

Pekerjaan menjadi pemandu acara membuatnya pergi ke banyak kota dan negara. Namun, Elizabeth merasa tidak nyaman dan tidak aman ketika pergi dari Solo.

“Ini tempat ternyaman. Kemanapun pergi, tetap enak di Solo. Saya langsung rekam suara lagu ini dengan voice note. Liriknya belum ada,” ungkap Elizabeth yang juga personel The Rangers Band tersebut.

Saat berlatih dengan The Rangers, Elizabeth menyatakan keinginan membawakan lagu tersebut ketika tampil di Solo City Jazz 2018. Nyanyiannya didengar produser musik asal Solo yakni Tommy Widodo.

Seketika, Tommy meminta untuk membuatkan aransemen lagu tersebut. Dalam tiga jam, aransemen pun selesai. “Lagu ini dirasa punya power cukup besar. Kami merasa perlu ada lagu khusus untuk Solo keroncong dan Bengawan Solo yang sudah melegenda,” paparnya.

Kalau Yogyakarta sudah dinyanyikan Kla Project, maka Solo harus dinyanyikan penyanyi yang lain. The Ranger sudah menghasilkan karya terbaiknya.

Tommy mengatakan, saat latihan, berkeinginan membuat lagu tentang Solo yang genre-nya lebih pop. Tentu dengan maksud dapat dinikmati anak muda. Sehari setelahnya, Tommy mendengar Elizabeth menyanyikan lagu tersebut di studio musik.

“Begitu mendengar pertama kali saya sudah jatuh hati sama lagunya. Saya bikin lebih pop tidak terlalu nge-jazz. Besok paginya langsung rekaman untuk bikin project ini lebih serius,” terang Tommy.