Berburu kuliner khas daerah sangat tepat bersinggah di Kawasan Senen, Jakarta Pusat. Apalagi bagi orang batak yang sedang mencari kuliner daerah asal, Lapo atau warung makan batak sangat tepat untuk destinasi.
Selain di blok IV pasar Senen yang dikenal sebagai kawasan kuliner batak, lapo bisa ditemukan sepanjang terminal Senen. Berjejer lapo menjajakan masakan khas batak yang akan menggoda selera pala pelanggan.
Jeni Br Panjaita (31), yang menggantikan ibunya untuk mengelola Lapo, mengaku telah menjajakan jualan sejak masih menggunakan tenda. “Memang dari dulunya dapatnya diterminal, mamak saya sudah disini, dia sudah 30 tahun sudah disini, ini batak semua sama di blok impress,” kata Jeni.
Jeni menceritakan, menu yang disediakan di lapo Dasroha miliknya tidak dirubah sejak dulu. Meskipun dirinya menjadi generasi ke dua, empat macam menu, yakni ayam gota (bahasa batak), ikan mas arsik, dan lainnya.
Menu ikan mas
Jeni menyebut, masakan padang hampir mirip dengan bumbu yang ada pada masakan gulai. Namun, lanjut Jeni, ada pembeda dalam menggunakan rempah berjenis kunyit.
Jika masakan gulai Jawa pada umunya menggunakan kunyit, masakan batak menggunakan andaliman yang hanya dapat ditemukan di Sumatera. “Masakan batak itu bumbunya seperti masak gulai, bedanya tidak pakai kunyit tapi pakai andaliman,” terangnya.
Dari empat menu yang disebutkan, ikan mas arsik masih menjadi primadona pelanggan. Sebab, menurut Jeni olahan ikan mas arsik sangat cocok dilidah para pengunjung.
Perlu diketahui, ikan mas arsik merupakan sebutan ikan mas yang diolah dengan bumbu batak, yakni menambahkan kincung atau bunga jenis kecombrang dan andaliman. Berbeda dengan masakan Jawa yang pada umunya menggunakan santan, ikan mas arsik diolah dengan air sampai kering.
“Ikan mas arsikh yang paling dicari. Tapi pakai kincung dan andaliman yang dikirim langsung dari Sumatra cuman dia gak pakek santan,” katanya.
Harga yang dipatok oleh Jeni, masih sama dengan lapo pada umunya. Semua menu harganya hanya 30 ribu rupiah per porsi.