Destinasi Nusantara

Liburan di Jateng? Ke Kudus Aja, Ada Wisata Religi dan Air Terjun

Jawa Tengah mendadak jadi perhatian netizen karena dibandingkan dengan Malaysia. Di sana banyak destinasi asyik misalnya Kudus yang punya wisata religi dan air terjun.

Mengingat Kota Kudus, kita pasti akan langsung tertuju dengan istilah kota santri. Ini tak lepas dengan adanya dua sunan dari Wali Songo yaitu Sunan Muria dan Sunan Kudus yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa pada zaman dahulu kala yang makamnya berada di Kudus sehingga banyak peziarah yang datang untuk melakukan wisata religi.

Banyaknya pondok pesantren yang tersebar juga menambah kesan kuat kota ini sebagai kota santri.

Kami mengawali perjalanan dengan berziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di Jl Menara, Pejaten, Kauman, Kota Kudus dan hanya butuh waktu tempuh sekitar 10 menit dari alun-alun kota Kudus.

Setibanya di sana saya dan teman-teman saya bergegas untuk mengambil wudhu kemudian berdoa di depan makam Sunan Kudus. Selesai berdoa, kami menyempatkan diri berkeliling area makam dan masjid.

Ada keunikan dari masjid disini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu-Buddha sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa dan sebagai wujud toleransi antar agama yang apik.

Menara ini menjadikannya sebagai salah satu ikon dari kota ini.

Masjid ini didirikan pada tahun 1549 M dengan menaranya yang memiliki ketinggian 18 meter. Terlihat bahwa di sekeliling bangunan menara dihiasi dengan piring-piring bergambar dan satu jam dinding besar di depan yang menambah estetika dari menara tersebut.

Penasaran dengan apa yang ada di dalam menara, kami memberanikan diri untuk meminta izin kepada petugas penjaga untuk dapat naik ke menara.

Kemudian kami diberi kesempatan untuk ikut naik pada waktu bedug di atas menara tersebut ditabuh yang menandakan masuknya waktu salat. Walau hanya sebentar, kami sudah puas melihat kedalam menara dan melihat pemandangan Kota Kudus dari atas menara.

Seusai kami turun petugas segera mengunci kembali pintu pagar menara dan tak lupa kami mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Setelah salat dzuhur kami melanjutkan perjalanan menuju makam Sunan Muria.

Makan Sunan Muria terletak di atas bukit Gunung Muria, Colo, Dawe, Kudus. Dari makam Sunan Kudus membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit untuk dapat sampai di sana.

Udara dingin khas pegunungan menyapa kami setibanya di sana. Selain itu, tukang ojek yang berjejer di pangkalan mulai menghampiri kami.

Memang untuk dapat sampai ke makam diharuskan untuk naik ojek atau menaiki anak tangga yang akan menguras tenaga melihat tingginya untuk mencapai lokasi.

Kami memutuskan untuk naik ojek terlebih dahulu dan jalan kaki saat pulangnya.

Setibanya kami di lokasi, hal yang kami lakukan sama dengan sebelumnya di Sunan Kudus. Setelah selesai berdoa, kami menuju rute keluar dari makam yang mengarah menuju gentong berisi air disamping pintu keluar.

Kemudian kami menyempatkan diri untuk minum air di gentong peninggalan Sunan Muria.

Kami dan peziarah lainnya yang meminum air di gentong tersebut tujuannya untuk melepas dahaga setelah pejalanan seharian saya dan teman-teman saya untuk sampai disini.

Air gentong Muria ini laksana zam-zam lokal bagi masyarakat, tak heran jika banyak penjual di sepanjang jalan menuju makam yang menjajakan botol kosong untuk para peziarah agar dapat membawa pulang air dari gentong tersebut.

Sebelum pulang, kami tak ingin melewatkan kesempatan untuk dapat berwisata ke Air Terjun Montel di Gunung Muria ini yang terkenal di Kudus. Cukup dengan membayar Rp 7.000 sebagai tiket masuk kami berjalan menuju air terjun.

Perjalanan cukup panjang menuju air terjun yang terjal dan melelahkan terbayar dengan indahnya pemandangan yang disajikan.

Setelah bermain-main di air terjun yang membuat pakaian kami cukup basah, kami memutuskan untuk istirahat dan membeli makanan sambil menunggu pakaian kami cukup kering untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Setelah dirasa pakaian kami cukup kering, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai ke rumah masing-masing dengan selamat.

Marshal

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago