Mahasiswa Indonesia Harus Memegang Komitmen

Bagikan

Dalam pengarahannya di hadapan para calon mahasiswa, Konjen RI di Jeddah Hery Saripudin berpesan agar calon mahasiswa memegang teguh komitmen awal. Yaitu tujuan mereka ke Arab Saudi adalah untuk belajar.

Dalam mengejar tujuan hidup  para mahasiswa tidak menganut falsafah hidup mengalir seperti air. Artinya terserah atau pasrah saja ke mana air mengalir tanpa arah yang jelas.

Justru harus mengkanalisasi atau mengarahkan ke mana air harus mengalir. “Iya kalau air mengalirnya ke tempat yang bersih. (Kalau) mengalirnya ke selokan, anda akan jadi sampah,” pesan Konjen.

Konjen RI di Jeddah dan Citra budaya Indonesia

Kesuksesan masa depan tidak semata ditentukan oleh faktor akademik, melainkan juga oleh non-akademik. Di antaranya adalah pergaulan dan jaringan yang menggambarkan citra dan budaya Indonesia di mata masyarakat antarnegara.

Oleh sebab itu, mahasiswa diajak untuk mengasah kepekaan dan kepedulian sosial. Modal ini bisa diraih secara optimal melalui kegiatan berorganisasi dan interaksi positif dalam kehidupan sosial, baik di dalam maupun di luar dunia akademis.

“Melalui organisasi, kita dapat belajar memahami pola pikir orang lain. Dalam kepemimpinan kita perlu modal. Modal kepekaan sosial, kematangan dalam mengatur emosi, membaca pikiran orang, macam-macam,” ujar Konjen.

Berpikiran terbuka

Mahasiswa juga diingatkan agar berpikiran terbuka (oped-minded) terhadap perbedaaan dan tidak silo-minded atau berpikiran sempit dan merasa paling pintar dan paling benar.

“Kembangkan budaya BOT, yaitu baca, omong (berdiskusi dan berinteraksi), tulis. Artinya, meniggalkan pola pikir kita bagi generasi selanjutnya,” pesan Konjen.

Para calon mahasiswa juga diingatkankan agar menaati hukum dan adat-istiadat yang berlaku di negara setempat.

Hal itu disampaikan dalam sesi pembekalan seputar lapor diri, model pelayanan dan perlindungan KJRI, keimigrasian dan selayang pandang isu-isu penerangan dan sosial- budaya.