Malaysia Masuk ke 35 Negara Larangan Rawan Penculikan Versi Amerika Serikat

Malaysia Masuk ke 35 Negara Larangan Rawan Penculikan Versi Amerika Serikat

Bagikan

Pemerintah Amerika Serikat memperingati tegas warganya untuk berhati-hati liburan ke 35 negara ini. Termasuk, ke Malaysia.

Dilansir tfanews.com dari media-media di AS, Senin (15/4/2019) Departemen Luar Negeri AS melansir daftar baru 35 negara yang rawan penculikan. Hal itu menyusul penculikan turis wanita asal California, Kim Sue Endicott saat plesiran ke Uganda, suatu negara di Afrika bagian timur.

Malaysia Masuk ke 35 Negara Larangan Rawan Penculikan Versi Amerika Serikat

Kim Sue Endicott diculik saat berada di Queen Elizabeth National Park. Bersama pemandunya, mereka ditahan selama 5 hari oleh sekelompok orang. Kim Sue Endicott akhirnya dibebaskan oleh pihak keamanan setempat dengan membayar tebusan. Tidak disebutkan nominalnya.

Oleh sebab itu, Departemen Luar Negeri AS membuat daftar terbaru 35 negara yang rawan penculikan dengan label ‘K’. Diingatkan, turis AS untuk berhati-hati atau kalau bisa menunda dulu perjalanan ke sana.

Malaysia Masuk ke 35 Negara Larangan Rawan Penculikan Versi Amerika Serikat

35 Negara tersebut adalah Afghanistan, Aljazair, Angola, Bangladesh, Burkina Faso, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kolombia, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Haiti, Iran, Irak, Kenya, Libanon, Libya, Malaysia, Mali, Meksiko, Niger, Nigeria, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Trinidad dan Tobago, Turki, Uganda, Ukraina (bagian timur yang dikontrol Rusia), Venezuela, dan Yaman.

“Ada ancaman penculikan demi tebusan, baik dari teroris maupun kelompok-kelompok kriminal lainnya. Kelompok itu mungkin menyerang secara tiba-tiba, menyasar resor-resor pesisir, resor di pulau-pulau, dan kapal yang membawa turis ke pulau-pulau resort,” tulis pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Diberitakan CNN Indonesia, pemerintah Malaysia protes keras karena masuk dalam daftar tersebut. Kabarnya, Kementerian Luar Negeri Malaysia di AS bakal bertemu Departemen Luar Negeri AS dalam waktu dekat untuk membahasnya.