Tentang sejarah Masjid Aisyah Tan’im, disebutkan ini adalah nama sebuah desa. Sedangkan Masjid Aisyah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu miqat ibadah haji atau umrah. Nama Aisyah merujuk pada nama salah satu istri baginda Nabi Muhammad SAW. Alasannya, miqat ini dipergunakan Aisyah RA.
Dalam sebuah hadis, diriwayatkan bahwa ketika baru selesai menunaikan ibadah haji perpisahan ( hijjatul wada ) bersama Nabi Muhammad SAW, Ummul Mukminin Aisyah RA melanjutkan ibadah umrah. Guna memulai ihram umrah itulah, Nabi Muhammad SAW menyuruh Aisyah RA berangkat ke Tan’im dan memulai ihramnya dari lokasi tersebut.
Peristiwa yang terjadi pada tahun ke-9 Hijriyah itulah yang kemudian menjadi dasar penyebutan Masjid Tan’im sebagai Masjid Sang Ummul Mukminin Aisyah RA.
Sejak zaman Rasulullah sampai sekarang, Masjid Tan’im sudah beberapa kali mengalami renovasi. Bangunan masjid diperbarui pada masa Raja Fahad bin Abdul Azis. Renovasi besar-besaran terhadap Masjid Tan’im memakan biaya cukup mahal, yaitu mencapai 100 juta riyal. Hasilnya, kini Masjid Tan’im mampu menampung sekitar 15 ribu jamaah.
Setelah direnovasi, areal keseluruhan masjid mempunyai luas 84 ribu meter persegi. Kendati demikian, luas bangunan utama masjid hanyalah enam ribu meter persegi.