Haji Dan Umrah

Masjidil Haram tak Pernah Sepi. Ini Penyebabnya

Meski hari berganti, suasana Masjidil Haram tak pernah sepi. Karena, ada saja orang berdatangan ke sana untuk bermunajat, baik pada pagi atau malam hari.

Dari negeri nan jauh mereka mendatangi Tanah Suci untuk menapaki jejak para nabi, di antaranya adalah Masjid Suci. Jejak tersebut adalah ibadah di dalamnya, seperti umrah, shalat, dan berzikir.

Duduk santai

Ketika itu temperatur mencapai 30 derajat celsius, sama dengan suhu Indonesia pada siang hari. Cuaca yang cukup panas.

Meski demikian, Berdasarkan pengamatan tim TFAnews.com pada musim haji lalu, ada saja jamaah yang duduk santai di luar area tempat sujud. Ada yang membaringkan diri sambil menikmati suasana pagi.

Namun, dalam cuaca seperti itu, ada saja jamaah mengenakan ihram berduyun-duyun memasuki masjid itu untuk melaksanakan umrah. Di dalam masjid sebagian jamaah khusyuk membaca Alquran.

Berzikir

Ada pula yang berzikir. Lainnya bersandar di pilar-pilar yang berdiri kokoh dengan cat berwarna cerah.

Pusat keramaian ada di inti Masjidil Haram, yaitu Ka’bah. Di sana ratusan orang bertawaf (berputar) melawan arah jarum jam sambil berdoa.

Dalam posisi segaris dengan rukun Hajar Aswad, mereka membaca basmalah dan takbir, bismillahi Allahu akbar, sambil mengangkat satu tangan.

Urgensi tawaf

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali memiliki catatan, betapa pentingnya tawaf, ritual yang dilakukan Adam dan Hawa setelah mereka kembali bertemu, setelah terpisah ribuan tahun, ibadah yang dilakukan Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.

Pria yang dikenal sebagai Abu Hamid ini menulis dalam Ihya Ulumiddin, matahari tidak terbenam, melainkan ada seorang wali abdal (wali yang apabila wafat akan digantikan dengan lainnya. Jumlah mereka ada tujuh orang dan bertugas menjaga tujuh iklim), yang tawaf mengelilingi Ka’bah.

Matahari tidak terbit melainkan ada seorang wali autad. Mereka adalah para wali penguasa empat penjuru mata angin, yang bertawaf di sana.

Ketika sudah tak ada orang bertawaf, tulis Abu Hamid, maka pertanda Ka’bah akan diangkat dari bumi. Sampai keesokan harinya orang-orang melihat Ka’bah telah diangkat ke langit tanpa ada bekas.

Yang demikian ini terjadi apabila selama tujuh tahun berturut-turut, tidak ada seorang pun berhaji.

Bisa jadi karena pesan itu, Muslim selalu meramaikan Masjidil Haram. Selain memburu pahala, mereka ingin menjaga keseimbangan alam.

Tawaf adalah ibadah yang dianjurkan ketika seorang Muslim memasuki Masjid Haram. Ini adalah kekhasan menghormati tempat sujud tersebut. Berbeda ketika memasuki masjid lain, seseorang dianjurkan mendirikan shalat tahiyyatul masjid dua rakaat.

Penulis: Abarahmasrina

Nasrul

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago