Dua masjid suci yaitu Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi menyelenggarakan shalat jenazah lima kali dalam sehari, atau setiap selesai mengerjakan shalat fardu.
Penyelenggaraan shalat jenazah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ini kebiasan baik yang sudah lama berlangsung. Mengikuti shalat jenazah, hukum tidak wajib, melainkan fardu kifayah.
Fardu kifayah dapat dipahami bahwa ketika sudah ada yang melakukannya, maka kewajiban itu tidak berlaku kepada sisa orang yang tidak mengerjakan. Lalu apa yang membuat dua masjid suci umat Islam menyelenggarakan shalat jenazah lima kali sehari?
Seperti kita tahu, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah dua masjid yang disucikan bagi umat Islam. Karenanya, banyak keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Masjid yang menyimpan sejarah panjang perjalanan umat Islam ini sangat istimewa, makanya mengerjakan shalat sekali di dua masjid suci ini, mendapat seribu kali nilai pahala jika dikerjakan di tempat lain.
Keterangan ini berdasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Bahwa Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Satu shalat di masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu kali di masjid lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu shalat di Masjidil Haram itu lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lainnya.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits ini dinilai shahih oleh Albani dalam kitab al-Jami’ ash-Shaghir.
Maka tak heran bila sangat dianjurkan memperbanyak ibadah ketika sedang berada di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Seperti shalat sunnah, berzikir, dan mengaji.
Tak terkecuali ibadah lain seperti shalat jenazah. Maka dari itu, setiap sehabis shalat lima waktu, dua masjid ini menyelenggarakan shalat jenazah agar mendapat berkah dan ampunan yang lebih bagi para jenazah.
Prosesi Shalat Jenazah di Masjidil Haram
Shalat jenazah di Masjidil Haram dilakukan setiap sesudah shalat fardhu. Jenazah diletakkan di Gate Ismail, bukan di depan Ka’bah. Ini bertujuan agar tidak mengganggu aktivitas thawaf.
Prosesnya, setelah imam selesai salam, imam langsung berganti menuju ke Gate Ismail untuk memimpin shalat jenazah.
Jumlah jenazah yang dishalatkan biasanya lebih dari satu. Setelah shalat selesai, jenazah langsung diangkat kembali ke mobil jenazah untuk menuju ke tempat pemakaman. Biasanya dimakamkan di Ma’la atau Makam Siroya’i di dekat Jabal Nur.