Menggali Inspirasi di Fatumnasi Nusa Tenggara Timur

Bagikan

Bukan basa basi

Fatumnasi bukan sekedar basa-basi. Fatumnasi dengan keindahan alam warisan leluhur sungguh melahirkan inspirasi. Terhitung dari dari 100 wisatawan yang berkunjung ke Fatumnasi, 60 persen di antaranya berasal dari Eropa seperti Italia, Jerman, Belanda, Spanyol dan Belgia.

Apa yang dicari para wisatawan asing ini kalau bukan keaslian budaya yang masih dipertahankan serta dukungan dari lingkungan alam yang masih natural. Hidup berdamping antara manusia dan alam inilah yang memberi nilai lebih pada sebuah wisata alam.

Tak sekedar nilai estetis yang ditampilkan tetapi nilai-nilai luhur yakni menghormati, merawat dan melestarikan alam yang tewujud juga di dalam tradisi hidup.

Tak hanya kepuasan lahir

Di Fatumnasi, wisatawan tidak hanya terpuaskan sebatas wilayah mata tapi juga akal budi yang berfantasi dengan jejak alam dan hati nurani yang berimajinasi dengan kultur luhur mulia. Kesuburan dan kelestarian alam menjadi kegembiraan tersendiri bagi masyarakat Fatumnasi.

Itu terungkap tatkala tiba masa membuka lahan pertanian atau saat musim panen. Selalu ada ritual adat yang dibuat salah satunya ritual larangan menebang pohon atau dalam bahasa setempat disebut Na fae Haub. Alam selalu menyediakan maka adalah kewajiban manusia juga untuk merawat alam.

Fatumnasi menghadirkan beribu misteri alam dan budaya yang tak habis digali dan dijadikan inspirasi. Boleh jadi ada beribu wisata alam di Indonesia ini, tapi yang disuguhkan hanya satu-satunya dan unik.

Keunikannya terletak pada kehidupan alam dan manusia yang menyatu. Kemewahan alam Fatumnasi adalah sentuhan tangan tak terlihat, Tuhan Yang MahaKuasa. Dari masyarakat setempat wisatawan diinspirasi untuk hidup berdampingan dengan alam bukan semata objek pemuas kepentingan diri sendiri tapi alam dilihat sebagai manusia dan ibu yang menyusui.

Destinasi ini mengajarkan bahwa alam selalu menjadi tempat paling alamiah untuk berkaca tentang hidup dan terutama berjumpa dengan Sang Pencipta. Inilah kekuatan alam dan masyarakat yang sungguh menginspirasi bukan semata karena infrastruktur pariwisata yang mumpuni tapi karena sentuhan hati Ilahi yang suci murni.