Sebagai pulau yang dulunya dijadikan koloni dan mengalami masa penjajahan yang panjang, Taiwan memiliki sejumlah tempat bersejarah yang bisa dikunjungi. Bekas Gedung Konsulat Inggris salah satu di antaranya.
Bangunan ini dibangun Inggris pada tahun 1865 dan menjadi gedung bergaya Eropa pertama yang dibangun di pulau tersebut. Inggris yang datang ke China untuk berdagang, diberikan izin oleh Dinasti Qing untuk mendirikan benteng sekaligus kantor konsulat di sisi selatan Pulau Formosa yang banyak dilintasi kapal dagang menuju China maupun sebaliknya.
Bangunan tersebut kemudian beralih fungsi saat Jepang menjajah Taiwan, sebelum kemudian diubah menjadi museum hingga saat ini. Tak jauh dari gedung konsulat, terdapat sebuah mercusuar yang dibangun di atas tebing.
Letaknya berada tepat di atas perbukitan yang menghadap langsung ke arah pelabuhan lama di distrik Gushan, sebelah barat Kota Kaohsiung. Untuk mencapai ke bangunan konsulat, wisatawan perlu mendaki ratusan anak tangga berbentuk zigzag yang cukup melelahkan.
Gedung tua ini sangat ikonik lantaran dibangun dari susunan bata-bata merah. Di sekelilingnya, tembok dari sisa-sisa benteng masih sangat terawat. Sebagai kantor sekaligus kediaman konsulat Inggris, bangunan ini terbagi dalam beberapa ruangan. Di ruang bawah tanah, Inggris juga membangun sebuah penjara untuk mengurung gerombolan bajak laut yang ditangkap pada saat itu.
Sementara di beberapa sudut ruangan, benda-benda dan foto masa lalu yang terkait dengan sejarah bangunan tua ini dipajang. Gedung Konsulat Inggris ini sempat mengalami dua kali perbaikan, pertama karena terkena bom saat perang dunia kedua, kemudian kembali mengalami kerusakan saat diterjang topan tahun 1977.
Letaknya yang berada di atas bukit, membuat wisatawan bisa menikmati pemandangan ke laut lepas, mercusuar, tebing, dan Kota Kaohsiung di belakangnya. Sore hari jadi waktu terbaik berkunjung ke bekas Gedung Konsulat Inggris. Banyak wisatawan lokal datang secara khusus pada sore hari untuk menikmati senja dari atas bukit.
Untuk masuk ke gedung konsulat, pengunjung harus membeli tiket seharga 99 dolar Taiwan atau sekitar Rp 45.000. Akses transportasi menuju ke sana juga sangat mudah karena dilewati jaringan bus yang terhubung ke stasiun MRT dan kereta api.