Mengulik Kisah Rufaidah, Sang ‘Mujahidah Handal’

Bagikan

Semangat para mujahid yang terluka kembali hadir, ketika mereka mendapatkan sentuhan lembut penuh kemanusiaan dari wanita-wanita tanguh masa kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal ini pun membuktikan, bahwa masa-masa peperangan di bawah kepemimpinan Rasulullah tak hanya melahirkan para lelaki Muslim yang tangguh saja, tapi juga seorang mujahidah handal. Dialah Rufaidah binti Sa’ad.

Memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad al-Bani Aslam al-Khazraj. Hidupnya sangat dituangkan untuk mengabdi saat Perang Badar, Uhud, dan Khandaq berkobar.

Keahliannya di bidang ilmu keperawatan menjadi alasan hatinya terpanggil untuk menjadi sukarelawan bagi korban yang terluka akibat perang.

Bahkan, Rufaidah mendirikan rumah sakit lapangan yang sangat membantu para mujahid saat perang ketika itu. Semangatnya tersebut membuat Rasulullah pun memerintahkan agar para korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.

Keahlian yang dimiliki Rufaidah ini bukan datang negitu saja, sebab keahliannya tersebut menitis dari sang ayah yang berprofesi sebagai dokter.

Sejak kecil dia sering membantu merawat orang sakit. Rufaidah yang tinggal di Madinah ini sebenarnya terlahir di Yathrib. Dia termasuk kaum Anshor, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Di saat Kota Madinah berkembang pesat, dia membangun tenda di luar Masjid Nabawi.

Rufaidah juga sempat melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat. Kelompok ini benar-benar mengambil peran penting dalam Perang Khaibar. Ketika itu mereka sampai meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut di garis belakang pertempuran serta merawat mujahid yang terluka.

Tercatat dalam sejarah saat Perang Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga pulih. Momen ini pun dikenang sebagai awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.

Tak hanya merawat orang sakit atau terluka saja, dia bahkan juga menaruh perhatian pada kegiatan sosial. Dalam hal ini dibuktikan ketika dia memberikan layanan kesehatan kepada anak yatim dan penderita gangguan jiwa. Layanan ini dilakukan dengan tulus dan penuh pengabdian.