Letak geografis Thaif yang berbukit dinilai cocok menjadi kawasan militer. Khilafah Turki Usmani dulu menjadikan area tersebut sebagai markas batalyon pasukan lengkap dengan persenjataannya.
Hal itu dijelaskan dalam buku //Cities of the Middle East and North Africa: A Historical Encyclopedia// (2007). Kini pun Thaif tetap menjadi basis pertahanan Saudi.
Pesawat tempur dan artileri udara
Skadron pesawat tempur Saudi terdapat di sana. Sewaktu-waktu pilot tempur akan memacu burung besinya membelah langit membawa roket yang siap meledakkan persenjataan musuh.
Artileri pertahanan udara (Arhanud) juga ada di Thaif. Satuan inilah yang sangat aktif melindungi langit Saudi dari serangan serangan luar.
Sejak menyerang Yaman, wilayah Thaif selalu disibukkan dan dikejutkan dengan suara ledakan udara. Masyarakat di sana sering terkejut mendengar dentuman dan ledakan bom di udara.
Sejumlah kantor berita Arab Saudi melaporkan, dalam sepekan ada saja artileri yang dilepaskan untuk mengadang dan mencerai-beraikan roket asing yang menyasar wilayah Arab Saudi.
Selalu siaga
Meski kota Thaif tak begitu ramai, pasukan militer di sana selalu siaga. Mereka memantau radar dan menggunakan satelit untuk memantau area perbatasan.
Thaif juga memiliki bandara internasional. Sejumlah pesawat komersil mendarat dan lepas landas dari sini.
Biasanya pesawat tersebut menuju Mesir, Yordania dan negara-negara teluk lainnya. Selama musim haji, jamaah haji dari teluk biasa datang dari Thaif.
Mereka kemudian menuju area Miqat Qarnul Manazil sebelum bergabung dengan jamaah haji di Makkah. Area miqat ini sudah ada sejak era Rasulullah dan tidak pernah menjadi perdebatan ulama.
Berbeda dengan Jeddah, sebagian ulama membolehkan jamaah haji berihram di sana. Lainnya tidak, karena beralasan Rasulullah tak pernah menetapkan daerah yang berdekatan dengan laut merah itu sebagai miqat.