Museum Basoeki Abdullah dulunya adalah rumah sang seniman. Letaknya di Jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan. Bangunan ini terdiri dari rumah dua tingkat seluas 600 meter persegi.
Rumah ini kemudian direnovasi agar dapat difungsikan sebagai museum. Pada tanggal 25 September 2001 Museum Basoeki Abdullah diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Drs. I Gede Ardika.
Ruang pamer koleksi wayang
Memasuki pintu museum Basoeki Abdullah, pengunjung akan disambut staf museum dan juga pemandu. Untuk masuk kedalamnya, pengunjung dikenakan biaya Rp 2.000 untuk membeli tiket masuk.
Di dalamnya terdapat ruang pamer yang memajang aneka aksesoris perlengkapan tari dan wayang orang. Di sudut ruangan terdapat beberapa koleksi wayang kulit asli milik Basoeki. Ini merupakan koleksi museum yang paling menarik.
Sering menari semasa hidup
Pemandu Museum Basoeki Abdullah, Erwin Herianto (31) menjelaskan, Basoeki sering tampil menari wayang orang bersama komunitasnya.
Bahkan, ia juga pernah menari wayang orang dalam sebuah pertunjukan di Belanda. Pakaian tari yang Basoeki kenakan itu tersimpan di museum.
Suka wayang
Erwin mengatakan, sosok Basoeki sangat menyukai dunia wayang. Ada pula berbagai boneka tokoh pewayangan seperti Bima, Gatotkaca, Brotoseno, dan Hanoman. Menurut Erwin, sejumlah koleksi wayang ini merupakan bukti kecintaan Basoeki terhadap seni dan budaya Indonesia.
Kamar sang maestro
Di kamar, ada ranjang tidur lengkap dengan furnitur asli yang dipakai Basoeki semasa hidupnya. Di dalamnya juga terdapat kamar mandi yang masih dilengkapi sabun, sikat gigi, minyak wangi, dan perlengkapan mandi lainnya.
Menurut Erwin, keberadaan ruang tidur Basoeki ini beserta dengan barang atau benda yang ada didalamnya memiliki makna khusus yang berkaitan dengan meninggalnya sang pelukis itu.
Erwin menuturkan, Basoeki meninggal pada 5 November 1993 dalam kejadian perampokan di rumahnya.
“Sekitar lima orang termasuk pekerja kebun Pak Basoeki, mereka merampok lalu memukul kepala Pak Basoeki dengan senapan panjang, itu senjatanya juga dipajang,” kata Erwin sambil menunjuk ke arah senapan.
Senapan itu dipajang berbarengan dengan jam tangan yang sempat dicuri dan dikembalikan polisi.
Koleksi senjata
Ada juga ruangan yang menampilkan koleksi senjata dan aksesoris. Basoeki gemar mengumpulkan dan menyimpan benda-benda unik yang diperoleh dari perjalanan ke berbagai tempat.
Ada senjata tradisional dan modern hingga aksesoris seperti kalung, selendang, dan ikat kepala.
Ruang lukisan
Ada ruang pameran lukisan. Selain lukisan potret, Basoeki Abdullah juga gemar melukis dengan tema kehidupan dan keindahan alam bergaya naturalisme.
Artinya, melukis dengan segala sesuatu sesuai dengan alam nyata yang ditangkap mata dengan mengutamakan keindahan objeknya. Di museum, terdapat sejumlah lukisan karyanya dengan objek pemandangan alam, bunga, dan binatang.
Jika Basoeki Abdullah sudah dikenal sebagai pelukis naturalisme, ia juga cukup dikenal dengan lukisan gaya realisme. Namun, melalui museum ini, Basoeki juga membuat karya lukisan dengan gaya abstrak dan ekspresionis.