Kuliner

Menikmati Masakan Asli Indonesia di Tanah Suci bersama Nooha Cathering Madinah

Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak menyumbang jamaah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah di Tanah Suci setiap tahunnya.

Itulah mengapa banyak penyedia jasa cathering di sana yang menyediakan masakan yang sesuai dengan lidah orang Indonesia.

Salah satu penyedia jasa cathering yang menyediakan masakan asli Indonesia di Madinah adalah Nooha Cathering Madinah.

Pemilik Nooha Cathering Madinah merupakan orang asli Indonesia bernama Pak Herman dan telah terjun di dunia cathering di Arab Saudi selama 16 tahun lamanya.

Pak Herman menceritakan kepada tim TFAnews.com bagaimana ia memulai bisnis catheringnya ini pada tahun 2003 silam.

“Saya mulai terjun di dunia cathering di Arab Saudi mulai tahun 2003. Namun, pada waktu itu jamaah asli Indonesia masih sedikit sehingga kami memfokuskan untuk mengincar jamaah asal Malaysia dan Brunei Darussalam,” kata Herman.

 

Herman mengaku bahwa menjalankan bisnis cathering cukup sulit karena kerap dijaga ketat oleh Lembaga Kesehatan Arab Saudi saat musim haji dan umrah tiba.

“Kendala menjalankan jasa cathering ini terletak dalam masalah pengesahan dari Lembaga Kesehatan Arab Saudi. Kemudian saat musim haji atau umrah tiba, pemerintah Arab Saudi akan menjaga ketat masalah cathering ini dan seminggu sekali selalu ada pemeriksaan dari pemerintah,” ungkapnya.

Perihal bumbu-bumbu dan jasa koki yang digunakan semuanya berasal dan dikirim langsung dari Indonesia.

“Kami memakai bahan-bahan dapur yang dikirim langsung dari Indonesia melalui pesawat, seperti beras, kecap, ajinomoto, lengkuas, kencur, dan sebagainya. Untuk kokinya kami juga memperkerjakan orang asli Indonesia. Ada yang dari Sumatra, Pulau Bangka, dan Bandung,” imbuhnya.

Dalam musim umrah, Nooha Cathering Madinah biasanya melayani 2500 – 3500 porsi yang dikirim ke hotel-hotel untuk 3 kali makan. Sedangkan dalam musim haji biasanya melayani hingga 11000 porsi.

“Saat musim umrah kami biasa melayani 2500 – 3500 orang dan dikirim ke hotel-hotel untuk 3 kali makan. Sedangkan saat musim haji kami melayani hingga 11000 jamaah,” ucapnya.

Di akhir percakapan, Herman mengungkapkan harapannya, yakni agar pemerintah Indonesia lebih memerhatikan para penyedia jasa cathering di Arab Saudi.

“Sebenarnya kami ingin lebih disupport dan diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia karena kami sudah melayani dengan tulus para tamu Allah dari Indonesia,” tukasnya.

Marshal

Lihat Komentar

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago