Di Jalan Senopati, Jakarta Selatan terdapat restoran bubur ayam yang memiliki cita rasa dan sensasi menyentuh hati. Sesendok bubur yang masuk kedalam mulut, akan membuat penikmat tersenyum dengan kelembutan tekstur bubur.
Potongan daging ikan dori dalam semangkuk bubur dengan rasa manis pada daging akan mengejutkan penikmat. Aroma sedap dalam kaldu yang terbuat dari tulang ayam kampung memaksa pelanggan untuk melanjutkan sendokan hingga batas terakhir.
Dr Jhon Darmawan (33), pemilik resto yang memiliki passion di bidang ‘food and beverage’ mengatakan ingin berkontribus dalam kuliner. Setelah mengamati jenis kuliner yang beredar di Jakarta Selatan, Jhon kemudian mempersiapkan sajian makanan yang enak dan lazat sebagai wujud kecintaannya terhadap makanan.
Persiapan sejak lama
Meskipun baru membuka restoran dalam hitungan hari, Bubur ayam Cap Tiger telah dipersiapkan jauh-jauh hari. “Berdirinya, satu Minggu-tiga hari. Tapi dengan persiapan tiga tahun. Dua tahun konsep, satu tahun itu pematangan. Saya ingin membuat suatu hal (makanan) yang enak dijakarta selatan,” katanya kepada, Sabtu (6/4).
Sebagai gebrakan awal, Jhon menyatakan masih menyajikan menu yang umum atau ‘generik’ untuk memudahkan pelanggan mengenali restonya. Sejauh ini, terdapat tiga menu pokok yang disediakan, bubur polos, bubur ayam dan bubur ikan.
Sebagai tambahan, dokter spesialis kulit itu mengatakan terdapat bubur beras merah yang sengaja disajikan bagi pengunjung pecinta tekstur kasar. “Saya menambahkan opsi menu yang lebih sehat dan juga bagi orang yang suka mengunyah, lebih suka tekstur di mulutnya, lebih berasa kalo kita makan,” katanya.
Menurutnya, beras merah memiliki serat yang lebih banyak di banding bubur putih, proses pengolahan pun juga memakan cukup banyak waktu. Dia menjelaskan, beras merah dimasak dengan adonan kaldu ayam, bawang merah dan putih, jahe, susu, garam gula dan diberi sedikit MSG.
“Posesnya dari awal beras, diproses sampai pecah. Jadi bukan kita masak nasi dulu baru bubur, karena ketika kita masak bubur sampai pecah itu bumbu akan lebih menyerap,” terangnya.
Lauk
Lauk yang disajikan pun cukup beragam, mayoritas mengusung bahan serba ayam. Ada ayam kampung yang disajikan secara utuh, ati ampela, hingga telur. Tak hanya itu, tahu, asinan, hingga makanan khas Tionghoa cakwe disajikan sebagai variasi.
Selain itu, Jhon juga sengaja menghadirkan design interior yang unik dan menyenangkan. Mengusung konsep Chinese dengan lukisan yang dipajang di dinding dan tiga bagian ruangan yang disekat dengan pintu model lama akan membuat pengunjung lebih betah dan merasa nyaman.
“Konsepnya Cina, tapi bukan Cina yang mewah jadi Desain the mood for love interior, setan-nya lebih clean dan jauh lebih minimalis,” katanya.
Pertama kali masuk ke dalam restoran, pengunjung akan langsung berada di bagian tengah, yang terdapat meja kasir dan bangku-bangku merah area bebas rokok. Hal itu, karena lokasi restoran berada di roko lantai dua, yang memiliki tangga kecil langsung menuju bagian tengah.
Pada bagian depan dan belakang, ruangan dipergunakan untuk smoking area. Bagian dinding di desain dengan membentuk butiran-butiran telur dengan cat warna biru menyerupai telur asin.
Sedangkan, untuk tempat duduk, kursi dibuat meiligkar bulat yang khas akan unsur china. “Jadi warna-warnanya dari makanan. Merah dari beras merah yang dapat membangkitkan suasana dan membuat bahagia,” jelasnya.