Pulau Cipir
Destinasi terakhir dalam rangkaian trip tiga pulau ini adalah Pulau Cipir. Area pantai di Pulau Cipir lebih luas dan terdapat dermaga yang sangat indah. Di tempat ini biasanya banyak orang menikmati matahari terbenam.
Dahulu kala, Pulau Cipir merupakan bekas rumah sakit untuk penyakit menular dan pusat karantina bagi jemaah haji yang hendak berangkat dan pulang dari Makkah. Di sini juga masih terlihat jelas sisa bangunan dan tembok bilik rumah sakit.
Pada waktu itu, calon jemaah yang ingin menunaikan ibadah haji tidak menggunakan pesawat melainkan naik kapal laut yang memakan waktu berbulan-bulan.
Pada zaman kolonial Belanda, ada jembatan yang menghubungkan Pulau Onrust dan Cipir. Tapi karena tsunami dan letusan Gunung Krakatau, jembatan ini terputus.
Konon, dulu orang-orang mati yang berasal dari Pulau Onrust atau Cipir karena berpenyakit atau disiksa, dibuang ke Pulau Kelor. Jadi tahu kan kenapa pulau Kelor artinya makam/kuburan?
Mengutip sebuah tulisan dari Museum Pulau Onrust,
”Pemugaran bangunan peninggalan zaman Belanda bukan untuk mengingat kejayaan kolonial, namun ingin menampilkan fakta bahwa penjajahan itu memang pernah ada. Penjajahan Belanda di Indonesia adalah bagian dari sejarah panjang Bangsa Indonesia. Bila bangunan masa penjajahan Belanda dihancurkan, generasi mendatang tidak akan lagi melihat bukti-bukti penjajahan itu.”