Mulai tahun ini Garuda dan Saudi Airlines akan angkut jamaah haji asal Indonesia menuju Tanah Suci. Hal ini sesuai dengan penandatanganan kesepakatan antara Kementerian Agama bersama Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines di Kantor Kemenag.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar Ali menandatangai dokumen kesepakatan bersama Direktur Niaga PT Garuda Indonesia, Pikri Ilham, serta VP Hajj dan Umrah Saudi Arabian Airlines, Abdul Majid.
“Asumsi jumlah jamaah haji reguler dan petugas kloter yang akan diterbangkan sebanyak 206.535 orang dengan 507 kloter. Sebanyak 104.055 jamaah akan terbang dengan Garuda Indonesia, sedang 102.475 jamaah terbang dengan Saudi Arabian Airlines,” ucap Nizar Ali.
Nizar juga menerangkan perihal embarkasi pemberangkatan jamaah haji untuk masing-masing airlines.
“Nantinya Garuda Indonesia akan memberangkatkan jamaah haji dari Embarkasi Aceh, Medan, Padang, Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok sementara Saudi Arabian Airlines akan menerbangkan jamaah haji dari Embarkasi Batam, Palembang, Jakarta-Bekasi, dan Surabaya,” imbuhnya.
Lebih lanjut lagi, ia juga mengungkapkan perihal masa operasional pemberangkatan jamaah haji tahun 2019 ini.
“Masa operasional pemulangan jamaah haji Indonesia juga berlangsung 30 hari. Kloter pertama akan terbang ke Tanah Air pada 17 Agustus 2019. Kloter terakhir terbang ke Tanah Air pada 15 September 2019,” ucapnya.
Di akhir keterangan, Nizar menegaskan bahwa transportasi udara jamaah haji dari Indonesia ke Arab Saudi (pergi-pulang) menggunakan sistem charter.
“Prinsip transportasi udara ini berbasis pelayanan prima bagi jamaah agar nyaman, aman, dan tentram saat berangkat ke Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air,” tutupnya.