Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Sinung Nugroho mengatakan, pariwisata ternyata tidak hanya soal tempat yang indah. Bukan sebatas destinasi yang menarik.
Ruhnya adalah kegiatan yang digelar di tempat- tempat pariwisata tersebut. “Jadi kita harus memanfaatkan momen semacam itu sebaik mungkin,” katanya beberapa waktu lalu.
Paariwisata dan target daerah
Ia mencontohkan di tahun 2017 lalu, kunjungan wisatawan di Taman Balekambang, Solo mampu melampaui jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Prambanan. Tahun 2017, kunjungan wisatawan di Taman Balekambang mencapai 2,5 juta orang.
Jumlah ini hanya terpaut sekitar 4 juta wisatawan dengan pengunjung Candi Borobudur yang mencapai 2,9 juta wisatawan pada tahun yang sama. Sementara wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan hanya sebanyak 910 ribu pengunjung.
Padahal, Taman Balekambang hanya destinasi wisata biasa saja. Namun karena banyak kegiatan yang sering digelar, sehingga menyedot lebih banyak wisatawan dibandingkan dengan Candi Prambanan.
Kegiatan yang rutin digelar di Taman Balekambang adalah Sendratari Ramayana. “Selain itu, setiap hari libur juga pasti ada kegiatan di taman itu sehingga menarik banyak kunjungan wisata,” tegasnya.
Belajar dari pengalaman ini, Disporapar Provinsi Jawa Tengah akan melakukan kebijakan-kebijakan baru dalam peningkatan kunjungan wisatawan. Yakni dengan mendorong banyak kegiatan di sejumlah destinasi wisata di Jawa Tengah.
Pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat juga akan terus ditingkatkan, pada tahun 2019 ini. Disporapar mengajak siapapun yang memiliki ide atau kegiatan yang potensial untuk mendorong kunjungan wisata. Selain itu, dinasnya juga akan memaksimalkan industri kreatif dan promosi wisata dengan sosial media.