Wisata remang – remang menjadi sorotan masyarakat. Sebabnya, hal itu kerap mengganggu kenyamanan dan ketertiban sosial.
Pemerintah mengharapkan pariwisata terhindar dari hal tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan citra pariwisata Indonesia di mata masyarakat dalam dan luar negeri,
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan tidak ingin ada wisata semacam itu di Indonesia. Pemerintah ingin berupaya mempromosikan produk-produk wisata halal yang lebih bervariasi.
“Jadi kalau fenomena remang-remang, dibuat terang saja,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia tidak menampik bahwa fenomena “wisata remang-remang” kerap menjadi asosiasi bagi praktik prostitusi. Fenomena ini sering kali tidak terelakkan dan terjadi di negara manapun di dunia.
“Khusus wisata seperti ini ada kota yang mungkin dijadikan contoh seperti di Surabaya misalnya, hal seperti itu ada tapi tidak mengganggu,” katanya.
Memang menurut dia, secara umum bahwa fenomena tersebut di Indonesia khususnya tidak terkait langsung dengan naik turunnya jumlah kunjungan wisatawan baik wisman maupun wisnus.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…