Pemerintah Pusat RI berkomitmen untuk membantu daerah mengembangkan wisata halal. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan asing sehingga menambah devisa negara.
Pariwisata halal menjadi dambaan ratusan juta orang di dunia. Jumlah mereka pada tahun 2000 hanya 25 juta orang. Sepuluh tahun kemudian membengkak menjadi 98 juta orang.
Lalu 2017 menjadi 131 juta orang. Nah, pada 2020 nanti, jumlah wisatawan Muslim diperkirakan mencapai 158 juta orang. Ini adalah data yang dipaparkan Global Muslim Travel Indeks 2018.
Pengalaman NTB
Menteri Pariwisata Arief Yahya menceritakan pengalaman Nusa Tenggara Barat menjadi destinasi wisata halal. Pemerintah pusat langsung memberikan bantuan untuk pengembangannya.
Pengarah Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Riyanto Sofyan juga menyampaikan potensi pasar semakin berkembang. Menurutnya, pemerintah terbuka pada wilayah lain yang ingin serius menggarap wisata ramah terhadap Muslim tersebut.
Ia memprediksi jumlahnya bisa saja lebih dari 10 tujuan prioritas yang telah ditetapkan. Ia mengimbau pemerintah daerah untuk tidak ragu mencitrakan diri sebagai destinasi pelancong dunia.
“Jangan ragu, branding destinasi halal itu malah akan memperluas pasar, bukan menyempitkan,” kata dia.
Riyanto memberi contoh, pasar semakin berkembang ditandai dengan pertumbuhan akomodasi halal di Indonesia. Menurut data MUI, ada sekitar 600 hotel syariah di seluruh Indonesia sementara restoran halal pun ada sekitar 400 restoran.
Hotel syariah
Menurut catatan Traveloka jumlah hotel syariah mencapai 730 hotel. Pertumbuhannya sejak tiga tahun terakhir rata-rata mencapai 172 persen per tahun. Hal ini merupakan indikasi adanya permintaan dan kebutuhan pasar.
Selain itu, sejak 2015 komitmen pada Lombok sebagai tujuan wisata halal membuat wilayah tersebut memenangkan sejumlah penghargaan. Mulai dari tujuan terbaik di dunia untuk wisata halal dan tempat terbaik untuk honeymoon. Sejak 2016 mendapat penghargaan, kunjungan pelancong meningkat 40 persen, dari 1 juta kunjungan wisatawan mancanegara menjadi 1,4 juta wisman.
Selain 10 wilayah prioritas, Riyanto mengatakan ada wilayah lain yang juga berpotensi, yakni Raja Ampat di Papua. Lokasi ini jauh lebih indah dibandingkan Maldives yang sudah santer sebagai tujuan turis dunia.