Sebagian jemaah haji dari berbagai negara menjalankan ibadah tarwiyah atau berdiam diri di Mina pada tanggal 8 Zulhijah dan kemudian menuju Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan memfasilitasi jemaah haji Tanah Air untuk tarwiyah.
“Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan tidak melaksanakan tarwiyah, karena waktunya sangat pendek dan perlu energi yang sangat besar. Sehingga, berpotensi ada jemaah yang tidak bisa melanjutkan perjalanan atau kesulitan melaksanakan wukuf di Arafah,” ujar Kepala Daker Mekkah Subhan Cholid, sebagaimana dilansir dari situs Kemenag, Minggu (28/7/2019).
“Karena itu, pemerintah konsentrasi untuk memfasilitasi pelaksanaan wukuf di Arafah. Jemaah haji akan memulai perjalanannya mulai 8 Zulhijah langsung menuju Arafah,” imbuh Subhan.
Menurut Subhan, pelaksanaan tarwiyah merupakan pilihan dan menjadi tanggung jawab masing-masing jemaah. Apabila itu pilihan pribadi, maka jemaah bertanggung jawab dengan dirinya. Jika dilaksanakan berkelompok, maka pimpinan rombongan bertanggung jawab terhadap rombongannya.
“Kami sudah membuat surat edaran kepada semua ketua sektor pemondokan jemaah di Mekkah, untuk disampaikan kepada para ketua kloter. Bahwa setiap jemaah atau rombongan yang akan melaksanakan tarwiyah harus membuat pernyataan tertulis, bertanggung jawab baik terhadap pribadi maupun rombongan yanag akan dibawa melaksanakan Tarwiyah,” kata Subhan.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…