Pengembangan Pariwisata Halal Jadi Prioritas

Bagikan

Pengembangan pariwisata halal Indonesia merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata yang sudah dikerjakan sejak lima tahun yang lalu. Data GMTI 2019 menunjukkan, hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.

Pertumbuhan pasar pariwisata halal nasional pada tahun 2018 mencapai 18persen. Jumlah wisatawan muslim (wislim) mancanegara yang berkunjung ke destinasi wisata halal prioritas Indonesia mencapai 2,8 juta dengan devisa mencapai lebih dari Rp 40 triliun.

Mengacu pada target capaian 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang harus diraih di tahun 2019, Kementerian Pariwisata menargetkan 25persen atau setara 5 juta dari 20 juta wisman adalah wisatawan muslim.

Peringkat pertama

Indonesia kembali menorehkan prestasi di level internasional. Indonesia meraih peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal dunia versi GMTI (Global Muslim Travel Index) 2019. Prestasi ini diumumkan oleh CrescentRating – Mastercard.

“Setelah lima tahun fokus pada pengembangan pariwisata halal, Indonesia akhirnya mampu menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia,” terang Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia, Arief Yahya.

CEO CrescentRating dan halaltrip.com, Fazal Bahardeen mengatakan, setelah bergabung dalam GMTI, Indonesia berbangga. Karena akhirnya mampu menduduki peringkat pertama wisata halal dunia. Bersanding dengan Malaysia, dengan total skor 78.

Ranking wisata halal dunia berikutnya adalah Turki. Negeri ini ada di posisi ketiga (skor 75). Berikutnya Arab Saudi di posisi keempat (skor 72). Lalu Uni Emirat Arab di posisi kelima (skor 71).

Negara lain yang masuk dalam top 10 wisata halal dunia adalah Qatar (skor 68), Maroko (skor 67), Bahrain (skor 66), Oman (skor 66), dan Brunei Darussalam (skor 65).