Perpat, Surga Kecil Di Selatan Belitung

Bagikan

Hamparan sawah

Beralih ke kaki bukit, terdapat hamparan sawah menghijau dengan berlatar belakang gunung kubing yang menjulang tinggi sebagai pemanis keindahan alam nan indah.

Segerombolan petani yang bergantung dengan hasil panen menjaga dan memanjakan hingga ia tumbuh menjadi sawah menghijau nan kaya manfaat.

Hiruk pikuk suasana pedesaan di sawah ini seakan-akan membuat kita iri dengan segala kesempurnaan desa yang masih kental dengan nostalgia masa lalu yang masih terjaga.

Dering tawa anak-anak yang bermain air sungai dan berbagai macam permainan sederhana semakin memperlihatkan keceriaan mereka yang tidak bisa dibayar dengan kekayaan harta.

Kegembiraan para petani ketika panen tiba menjadi penantian panjang penduduk setempat setelah beberapa bulan merawat dan membesarkan buah tanam yang mereka harapkan.

Suasana sore hari yang indah akan memperlihatkan ibu-ibu dan anak-anak yang mandi di aliran sungai tengah-tengah sawah dengan canda tawa untuk mempererat rasa saudara antar mereka.

Mitos Lokal yang Penuh Arti

Lanjutkan perjalanan anda dengan mengunjungi goa bersejarah yang mengandung banyak makna mitos dan legenda yang bernama Goa Nek Santen. Butuh perjuangan ekstra untuk mencapai mulut goa.

Pengelola pihak kehutanan Desa Perpat memberikan akses untuk bisa meliat goa bersejarah ini yaitu dengan membuat 200 anak tangga sekaligus 2 saung untuk beristirahat sambil menikmati keindahan alam yang sangat luar biasa. Sesaat sampai di mulut goa, anda akan melihat hamparan bongkahan bebatuan seperti mengelilingi dan menjaga goa.

Konon Goa Nek Santen dijadikan sengai tempat persembunyian dan pengintaian karena letaknya yang tinggi dapat memungkinkan melihat aktivitas dan keadaan disekitarnya.

Serta konon bebatuan di mulut goa tersebut dijadikan pagar sekaligus alat untuk menyerang musuh dengan cara menggulingkan bebatuan ke bawah untuk menghindari musuh yang ingin ke mulut goa.