Masjidil Haram dan Masjid Nabawi memiliki nilai kesucian tinggi berkat keistimewaannya. Kedua masjid ini pernah secara langsung menjadi tempat shalat bagi Nabi Muhammad SAW.
Di Masjidil Haram, jamaah haji dan umroh menjalankan rangkaian ibadahnya. Namun tidak lengkap rasanya bila tidak mengunjungi Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah.
Kedua paling bersejarah bagi umat Islam ini memiliki persamaan, namun juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
1. Arah Kiblat
Perbedaan mendasar antara kedua masjid ini adalah pada arah kiblat. Masjidil Haram, langsung berkiblat ke Ka’bah, sehingga mengerjakan shalat di masjid ini dilakukan secara melingkari Ka’bah.
Sedangkan di Masjid Nabawi hanya memiliki satu arah kiblat, yaitu mengarah ke Makkah sebagai tempat di mana Ka’bah berada. Dari Masjid Nabawi, kiblat berada di arah selatan.
2. Luas Area
Area Masjidil Haram terus diperluas seiring banyaknya umat Islam yang hendak mengunjunginya. Dari zaman ke zaman, masjid ini mengalami perluasan secara berkesinambungan.
Penambahan area masjid dilakukan dengan berorientasi ke atas. Masjid ini memiliki empat lantai, dengan luas area mencapai 357 ribu meter persegi dan terus dikembangkan yang sampai saat ini belum selesai.
Sedangkan untuk Masjid Nabawi, upaya perluasan wilayah tidak semasif Masjidil Haram. Lantainya hanya dua, bahkan di lantai atas hanya dibuka ketika jumlah jamaah membludak. Luas Masjid Nabawi mencapai sekitar 98.327 meter persegi
3. Area Plataran yang Luas
Baik Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, sama-sama memiliki plataran yang luas sehingga dapat menampung lebih banyak jamaah. Plataran Masjidil Haram terbuka sehingga cenderung lebih panas.
Sedangkan di Masjid Nabawi, terdapat payung-payung raksasa yang akan dibuka untuk menaungi para jamaah. Payung ini akan ditutup pada pagi dan malam hari. Payung ini menjadi pelindung dari panas yang menyengat saat siang hari atau ketika hari hujan. Semburan angin berisi air dari blower raksasa yang terus berputar yang ditempatkan di sekitar payung membuat suhu udara menjadi lebih nyaman.
4. Sama-sama Jadi Tempat Pengajian
Pengajian di Masjidil Haram berada di sudut tertentu yang kurang terekspos sehingga tidak mudah dijumlah jamaah yang sekadar lewat. Sedangkan di Masjid Nabawi, banyak halaqah yang membentuk lingkaran kecil yang dipimpin oleh seorang guru.
Para guru tersebut secara khusus mengajari jamaah membaca Qur’an dengan benar. Pengajar resmi tersebut memajang sebuah plakat seukuran kertas A4 yang bertuliskan Arab dan Inggris. Yang berbahasa Inggris, berbunyi “Qur’an teaching for visitors”.
6. Tempat Mustajab Berdoa
Di Masjidil Haram, tempat yang mustajab untuk berdoa berada di Multazam yang lokasinya antara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Sedangkan di Masjid Nabawi, berada di Raudhah, yaitu antara mimbar yang menjadi tempat Rasulullah mengajarkan Islam kepada para sahabat dengan rumah Nabi.
Lokasi ini diberi karpet dengan warna hijau yang berbeda dengan karpet lain di Masjid Nabawi. Karena lokasinya terbatas sementara banyak orang yang ingin berdoa dan berlama-lama di Raudhah, kini ada pengaturan.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…
Lihat Komentar