News

Perusahaan Katering Haji Wajib Punya 2 Juru Masak Dari Indonesia

Perusahaan katering penyedia makanan bagi jamaah haji asal Indonesia wajib memiliki dua orang juru masak atau chef berasal dari Indonesia untuk menjaga kualitas masakan.

Kepala Seksi Konsumsi Daerah Kerja Madinah, Musta’in mengatakan pada µusim haji 2024, Kementerian Agama (Kemenag) mengontrak 20 perusahaan katering.

20 perusahaan katering tersebut telah memenuhi kriteria dan persyaratan serta tes yang dilakukan oleh Tim Kemenag sebelum mendapatkan kontrak kerja untuk melayani jamaah haji.

“Kami tes semua katering untuk memasak sesuai menu yang kami pilih. Dan kami mengecek satu per satu dapurnya,” ujar Mustain kepada Media Center Haji di Madinah, Senin (13/5/2024).

Dua juru masak tersebut, selain untuk menjaga kualitas masakan juga untuk menjaga agar stamina juru masak tidak habis karena harus menyediakan makanan dalam jumlah besar.

Menu jamaah haji dibagi menjadi dua, yaitu menu biasa sebanyak 80 persen dan menu khusus bagi jamaah haji lansia sebesar 20 persen.

“Untuk jemaah lansia, kami membuatkan menu khusus,” ungkap Musta’in.

Kemenag berkomitmen memberikan cita rasa khas Indonesia pada setiap makanan yang disajikan kepada jamaah. Ini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah.

Kata Musta’in, makanan merupakan sumber tenaga yang merupakan salah satu modal penting dalam rangka menjaga stamina dalam melaksanakan ibadah selama di Madinah dan nanti melaksanakan ibadah haji di Mekah.

“Kalau jemaah itu tidak selera makannya dan tidak mau makan akhirnya jemaah itu akan sakit. Yang pada akhirnya tidak bisa melaksanakan ibadah dengan baik,” ungkap dia.

Mustain menambahkan selama di Madinah, jemaah haji akan mendapatkan makanan selamat datang, makan 3 kali sehari dan makanan perpisahan.

Kesiapan Perusahaan Katering

Nooha Catering, salah satu perusahaan yang dikontrak Kemenag, menyatakan siap menyediakan menu dengan cita rasa khas Indonesia bagi para jamaah haji.

Pemilik Nooha Catering, Abu Abdurrahman memastikan masakan yang disajakan sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Masakan racikannya menggunakan rempah dan bumbu yang didatangkan langsung dari Indonesia. Sekaligus mendatangkan chef yang juga asli Indonesia.

“Bumbu untuk memasak saya datangkan langsung dari Indonesia dan juru masaknya juga adalah orang-orang Indonesia. Para pekerja di sini juga didominasi orang-orang Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Abdurrahman mengatakan, pihaknya memiliki tim Quality Control (QC), untuk menjaga kualitas makanan yang ia sajikan.

“Hal ini dalam rangka menjaga kehigienisan makanan tersebut,” ujarnya.

Menurut Abu Abdurrahman dalam menyediakan makanan tersebut menu regular dan menu untuk lansia pihaknya membedakan.

“Untuk itu, kami selalu berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama. Untuk menjaga kualitas makanan, bumbu-bumbu dan bahan makanan semuanya kami pilih yang masih segar,” ujarnya.

TFA News

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago