Pesona Dar Al-Hajr di Atas Oase yang Memukau

Kita ketahui dalam artikel sebelumnya, bahwa Sana’a merupakan ibukota Republik Yaman dan menjadi salah satu dari kota tertua dalam peradaban Islam.

Bahkan bagian kota tua Sana’a ini dinyatakan sebagai situs warisan dunia UNESCO. Kota tua ini bersentral pada Al-Jami al-Kabir bi-Sanaa atau Masjid Agung Sana’a yang telah berusia lebih dari 1.400 tahun.

Perlu diketahui tak jauh dari Sana’a, tepatnya di lembah Dhahr yang terkenal itu, terdapat Dar al-Hajar alias istana batu. Bentuknya sangat unik, karena seolah-olah muncul dari batu.

Istana ini menjadi tempat peristirahatan musim panas Imam Yahya, mantan pemimpin agama di Yaman. Bangunan bertingkat lima ini memiliki ruangan layaknya rumah, seperti ruang pertemuan, ruang khusus wanita, dan dapur.

Dahulunya, negara ini tidak memiliki seorang raja ataupun presiden. Ketika itu kepemimpinan negara ini terletak di pundak seorang Imam (pemimpin spiritual Islam). Yahya Muhammad Hamiddin (1869-1948) menjadi Imam dari Zaydis, lalu setelah kematian ayahnya pada tahun 1904, ia menjadi Imam Yaman pada tahun 1918 sampai ia terbunuh pada 1948. Istana ini lalu dibangun pada tahun 1930 oleh Imam Yahya sebagai istana musim panas. Akhirnya tempat ini dibuka untuk pengunjung, namun, berubah menjadi semacam museum.

Menjulang sendiri di tengah gurun, membuat Dar Al-Hajr terlihat memesona. Bangunan ini telah menjadi adalah simbol ikon Yaman, yang fotonya dapat Anda temukan di kartu pos, majalah hingga botol minuman. Bangunan ini menjadi begitu menarik karena menggambarkan ciri khas arsitektur Yaman.

Bangunan tampak seperti tumbuh keluar dari bebatuan tempatnya dibangun. Dar Al-Hajar memiliki karakteristik lukisan jendela dan menariknya lagi, ia berdiri sendirian di sebuah oase hijau dan tenang, yang merupakan sebuah lembah.