Kota Abu Dhabi di Uni Emirat Arab memiliki pesona tersendiri untuk wisata religi, khususnya Timur Tengah.
Kota ini menjadi tempat berdirinya masjid terbesar ketiga di dunia, setelah Mekah dan Madinah, di Arab Saudi.
Masjid terbesar ini dinamakan sama seperti Presiden pertama Uni Emirat Arab (UEA), almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan.
Beliau telah memilih lokasi didirikannya masjid itu dan ia juga memberikan pengaruh besar pada arsitektur serta desain bangunan tersebut.
Berdasarkan visi sang mantan Presiden, masjid ini kemudian dibangun dengan ketinggian 11 meter di atas permukaan laut dan 9,5 meter di atas permukaan tanah, sehingga bangunan itu terlihat jelas dari semua arah.
Masjid Agung Sheikh Zayed dibangun sebagai monumen untuk mengkonsolidasikan budaya Islam dan pusat terkemuka untuk kajian ilmu Islam.
Masjid ini memiliki luas mencapai 22.412 meter persegi, dan mampu menampung hingga 40.000 jamaah.
Selain itu, masjid ini memiliki ciri-ciri, yakni lantainya berbahan marmer putih dengan kubah yang berjumlah 82 buah yang ukurannya berbeda.
Ditambah lagi adanya pencahayaan saat malam hari yang akan menjadikan masjid ini seperti sebuah bangunan di negeri dongeng.
Ada 82 kubah yang berjumlah 7 ukuran tidak sama. Ditambah lagi kubah utamanya adalah kubah terbesar didunia yang mempunyai tinggi 85 meter yang berdiameter 32.2 meter. Letak kubah utamanya tepat ditengah masjid dengan lapisan material marmer putih.
Sama halnya dengan menara masjid, pada kubah puncak juga ada mahkota warna emas berbentuk seperti bawang berjumlah 3 buah yang mengecil keatas.
Terdapatnya pula ornamen bulan sabit dari bahan kaca emas. Pada bagian bawah kubahnya ada jendela yang mengitasi kubah yang menjadi jalan masuknya udara dan cahaya matahari kedalam masjid.
Selain kemegahan dan kemodernan desainnya, Masjid Agung Sheikh Zayed juga dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang terletak di sisi utara.
Perpustakaan ini dilengkapi dengan buku buku klasik dan buku buku terkait dengan Islam termasuk tentang ilmu pengetahuan dalam Islam, peradaban, kaligrafi, seni budaya, koin koin Islam hingga buku buku kuno berusia 200 tahun.
Sebagi salah satu warisan peradaban Islam, perpustakaan ini menyediakan buku buku dan dari berbagai bahasa termasuk bahasa Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Korea.