Wacana penutupan Taman Nasional (TN) Komodo di NTT terus jadi perdebatan. Kini, masyarakat di Desa Komodo yang angkat suara dan tegas menolak penutupan.
Tahukah kamu, Pulau Komodo di dalam Taman Nasional Komodo juga dihuni oleh manusia. Sekitar sebanyak 2.000-an orang, bermukim di Desa Komodo jauh sebelum pulaunya ditetapkan sebagai kawasan taman nasional.
Wacana penutupan TN Komodo awalnya diutarakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Setelah menjadi perdebatan dan keresahan wisatawan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) turun tangan.
Kabar terkini, sudah dibentuk tim terpadu untuk melihat kondisi Komodo di lapangan. Tim terpadu tersebut akan membuat laporan kembali pada Menteri KLHK Siti Nurbaya pada bulan Juli 2019 mendatang.
Meski begitu, rupanya wacana penutupan TN Komodo di Labuan Bajo, NTT tetap memanas. Masih muncul kekhawatiran dari masyarakat setempat, sebabnya kalau taman nasional ditutup maka pariwisata akan redup. Pendapatan masyarakat pun diyakini akan menurun drastis.
Masyarakat di Desa Komodo, Pulau Komodo mengambil langkah. Kamis (14/2/2019) kemarin, digelar musyawarah masyarakat Desa Komodo terkait wacana penutupan TN Komodo. Hasilnya satu suara, tegas menolak wacana tersebut.
“Kami semua satu suara menolak penutupan TN Komodo. Karena, kami masyarakat di sini sudah hidup dari pariwisata,” kata Akbar Safar, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Akbar menambahkan, masyarakat di Desa Komodo menggantungkan hidupnya sebagai penjaja suvenir, pemahat patung komodo, guide wisata dan menyewakan kapal untuk wisatawan. Bahkan, kebanyakan yang bekerja di bidang pariwisata.
“Hanya 10 persen yang menjadi nelayan, itu pun hasil tangkapannya musiman. Jika taman nasional ditutup, kami di sini akan ‘mati’,” tegasnya.
Musyawarah masyarakat Desa Komodo dihadiri oleh pejabat-pejabat desa, pelaku wisata, tokoh masyarakat dan pemuka agama. Nantinya, hasil musyawarah akan disampaikan ke pihak Balai TN Komodo dan Pemprov NTT.
“Kami tidak pernah punya masalah dengan kehidupan komodo. Kehidupan di sini sangat baik, mengapa sampai harus ditutup?” pungkas Akbar.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…