Raja Salman bin Abdulaziz Temui Direktur CIA di Riyadh

Salman bin Abdulaziz

Bagikan

Salman bin Abdulaziz Al Saud, Raja Arab Saudi bertemu dengan Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Gina Haspel di Riyadh, Arab Saudi pada Kamis 7 November 2019.

Menurut keterangan resmi dari Arab Saudi, pertemuan antara Raja Salman bin Abdulaziz dengan Direktur CIA tersebut ditengarahi oleh penangkapan tiga orang, dua di antaranya mantan karyawan twitter yang dituduh sebagai mata-mata untuk Arab Saudi.

“Raja dan Gina Haspel membahas sejumlah topik yang menjadi perhatian bersama,” merujuk pada kantor berita pemerintah Arab Saudi, dikutip dari AFP. Meski demikian, tidak ada rincian persoalan yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Selain itu, dalam acara tersebut, hadir pula sejumlah pejabat Arab Saudi termasuk Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan dan Kepala Intelijen Khalid al-Humaidan.

Pengadilan AS pada Rabu (6/11) menuntut tiga orang, dua di antaranya warga Saudi dengan tuduhan memata-matai pengguna Twitter yang mengkritik keluarga kerajaan.

Seorang pejabat senior Saudi yang enggan menyebutkan identitasnya mengatakan bahwa kerajaan Arab Saudi belum melihat pengaduan pidana itu.

“Tapi yang bisa saya katakan adalah bahwa kami berharap semua warga negara kami mematuhi hukum negara tempat mereka tinggal,” kata pejabat itu kepada wartawan di Washington.

Tuduhan Jaksa kepada Tiga Pelaku yang Diduga Mata-mata

Jaksa menuduh tiga orang tersebut telah menggali data pengguna pribadi akun Twitter yang mengkritik keluarga kerajaan.

The Washington Post melaporkan bahwa yang terakhir adalah pengkritik Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), penguasa de facto kerajaan.

Hubungan antara dua sekutu erat Washington dan Riyadh sempat tegang usai pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.

Khashoggi merupakan seorang kolumnis Washington Post yang kerap mengkritik MbS. Ia dinyatakan tewas di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada Oktober 2018 setelah sempat dinyatakan hilang.

CIA dilaporkan sudah menarik simpulan bahwa MbS terkait dengan pembunuhan jurnalis pengkritik rezim Raja Salman itu. Namun Riyadh membantah keras tuduhan itu.

Presiden Donald Trump sendiri tak pernah menuding langsung Pangeran Mohammed, tapi ia sepakat dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bahwa “Upaya apa pun untuk menutupi insiden ini tak bisa dibiarkan.”