Sirah

Rambu Yang Diberikan Nabi Untuk Menjaga Lingkungan

Dalam satu hadis yang diriwayatkan An-Nasal, Ibnu Hibban, dan Ahmad Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “Barang siapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah”

Nabi Muhammad tidak selalu mengajarkan ritual keagamaan. Dalam beberapa kesempatan, Nabi bahkam mengingatkan para sahabat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sebab jika lingkungan rusak, maka manusia juga yang akan menanggung dampaknya. Karena bagaimana pun, manusia dan lingkungan dengan segala aspeknya yang berbeda-beda itu saling terkait dan saling membutuhkan.

Nabi Muhammad juga memberikan beberapa rambu dan arahan umum terkait dengan pelestarian lingkungan. Pertama, melarang melakukan pencemaran lingkungan.
Nabi sangat begitu tegas terkait dengan hal ini. Dalam satu hadis riwayat Abu Dawud, Ahmad, dan Ibnu Majjah, beliau melarang keras seseorang buang air besar di sungai-sungai yang mengalir, di jalan yang dilalui orang, dan tempat berteduh. Ketiga perbuatan tersebut merupakan hal yang dilaknat. Di hadits lain, Nabi juga melarang seseorang untuk buang air besar di air yang tidak mengalir karena itu akan merusak air tersebut.

Kedua, yaitu menghemat air. Kala itu, Nabi Muhammad menegur sahabatnya, Sa’ad, karena ia berlebih-lebihan menggunakan air ketika berwudhu. Meski pada saat itu air tersedia melimpah. Hal itu membuat Sa’ad bingung dan bertanya kepada Nabi perihal yang dilakukannya.

“Apakah di dalam wudhu ada berlebih-lebihan?” tanya Sa’ad.

“Ya, walau pun engkau sedang berada berada di sungai yang mengalir,” jawab Nabi. Melalui hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad ini, Nabi menasihati sahabatnya (dan umat Islam) agar hemat dalam menggunakan air. Sebab air merupakan salah satu kekayaan alam yang paling penting dalam kehidupan manusia. Selain air, penggunaan listrik, minyak, dan energi lainnya juga harus dihemat, tidak berlebih-lebihan.

Lalu Ketiga adalah menanam tumbuhan. Dalam upaya menjaga lingkungan, Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk menanam tumbuh-tumbuhan di lahan-lahan yang sekiranya kosong.
Kata Nabi, seseorang yang menanam pohon akan mendapatkan pahala seperti orang yang bersedekah. Ia akan mendapatkan pahalanya sepanjang tanaman tersebut memberikan manfaat atau dimanfaatkan orang yang hidup di sekitarnya.

Keempat, mengidupkan tanah mati. Nabi menyerukan kepada para sahabatnya untuk menghidupkan tanah-tanah yang tidak dikelola. Beliau tidak membiarkan ada lahan sejengkal pun di wilayah kekuasaan umat Islam yang mati atau tidak dikelola. Mengapa? Karena siapapun yang memakan hasilnya itu –baik manusia atau pun hewan- maka yang menaman atau menabur akan mendapatkan pahala sedekah.

“Barang siapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Dan apa yang dimakan binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekat,” kata Nabi.

Kelima, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. Nabi Muhammad bersabda, suatu ketika Allah memperlihatkan kepadanya amal baik dan amal buruk dari umatnya. Di antara amal baik umatnya yang diperlihatkan kepada Nabi adalah menyingkirkan gangguan atau bahaya dari jalan. Sementara amal buruk umatnya adalah meludah di masjid dan tidak membersihkannya.

Kendati demikian, Nabi Muhammad juga menekankan kepada umatnya agar menjaga kebersihan karena Allah menyukai kebersihan. Di hadis lain, Nabi mengtakan bahwa Allah itu Mahaindah yang mencintai keindahan.

“Maka bersihkanlah halaman kalian,” kata Nabi.

Satu hari, Nabi Muhammad pernah mencagarkan sebuah wilayah yang meliputi lembah, padang rumput, dan tumbuhan- di sekitar Madinah. Nabi melarang siapapun menggarap lahan yang dilindunginya tersebut untuk kepentingan pribadi karena lahan itu dimaksudkan untuk kemaslahatan bersama.
Lahan yang dicagarkan Nabi tersebut ditaksir seluas 2.049 hektare dan dipakai sebagai tempat berdiamnya kuda-kuda perang kaum Muhajirin dan Anshor.

“Ini adalah lahan yang aku lindungi” kata Nabi merujuk sebuah gunung di sekitar Madinah.

Demikian cara Nabi Muhammad menjaga dan melestarikan lingkungan. Memang, persoalan lingkungan yang ada pada zaman Nabi Muhammad tidak lah se-kompleks seperti saat ini. Namun demikian, secara garis besar Nabi Muhammad telah memberikan rambu-rambu atau arahan tentang bagaimana cara menjaga dan melestarikan lingkungan.

Marshal

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago