Ramses II da Ratu Harshepsut, Dua Legenda Mesir Kuno

Ramses II penguasa Mesir

Bagikan

Ramses II dan pasukannya harus bertempur melawan kekaisaran orang Het, dalam Pertempuran Qadesh (Kadesh) di Suriah. Hal ini tergambar dalam sejumlah patung yang ada di Luxor, Mesir.

Prestasi Ramses II inilah yang diukir pada dinding-dinding kuil Abu Simbel, uxor, berupa adegan-adegan pertempuran Qadesh. Namun, firaun bukannya tak pernah lebay.

Satu pertempuran yang berakhir seri, meski begitu, tetap saja Ramses II dinyatakan sebagai pemenang yang digambarkan dengan jelas sebagai kemenangan.

Sedangkan The Small Temples, tingginya ‘hanya’ 12 meter, dan panjangnya 40 meter. Pada pintu masuknya terdapat enam buah patung, dua di antaranya adalah Patung Nefertari, istri Ramses II.

Arca Nefertari itu menjulang setinggi 10 meter, menguras perhatian dan menguak imajinasi keelokan istri kedua sekaligus cinta pertama Ramses II itu.

Patung Nefertari ini sebenarnya bukan patung ratu yang pertama kali ditemukan. Sebelumnya sudah ada patung ratu- ratu Mesir Kuno yakni patung Ratu Hatshepsut (+1450 SM) dan Patung Nefertiti, istri Firaun Akhenaton (+1350 SM). Tapi tak apa, ketiga ratu ini santer kecantikannya, pada zamannya.

Ratu Hatshepsut, Si Anggun nan Elegen

Kuil Hatshepsut memiliki tiga level teras dengan tinggi sekitar 29,5 m. Pada teras menuju lantai ketiga, terdapat barisan bangunan pilar yang bernuansa magis, disini terdapat gambaran proses kelahiran ilahiah Hatshepsut, sebagai anak dari Amun, dewa tertinggi Mesir.

Nama Hatshepsut sendiri memiliki arti “perempuan bangsawan paling terkemuka”. Putri dari Thurmose I ini merupakan Firaun kelima dari Dinasti ke-18 Mesir Kuno. Suami Hatshepsut adalah Thutmose II. Ya, tentu saja, suaminya juga merupakan kakak kandungnya.

Setelah sang suami wafat, permaisurinya yang bernama Hatshepsut inilah yang naik tahta. Dalam banyak kisah, hubungan sang ratu dengan anak tirinya yang bernama Thutmose III, tak pernah akur.

Selalu penuh intrik. Kelak, Thutmose III inilah yang menggantikan Hatshepsut, menduduki tahta Mesir kuno. Mumi Hatshepsut berhasil diidentifikasi dalam makam KV60 di Lembah Para Raja (King Valley) di Luxor, pada 27 Juni 2007.

Mesir pada masa kekuasaan Firaun perempuan yang bertahta sekitar 1479 hingga 1448 SM ini, memang tercatat membawa Mesir kuno dalam posisi paling sejahtera.

Ia gemilang dalam keberhasilan perdagangan, juga dalam kedigdayaan kekuatan militernya. Bahkan pembangunan di negerinya tercatat banyak menggunakan pekerja proyek yang berasal dari seluruh penjuru negeri.

Jangan lupa, kuil-kuil Mesir kuno, dibangun untuk menunjukkan kebesaran kekuasaan serta pemujaan bagi raja atau ratunya. Selain itu, pembangunan kuil juga merupakan lowongan pekerjaan bagi rakyat, sekaligus cara menanamkan rasa kebersamaan, harmoni, dan kebanggaan atas budayanya.

Ratu Hatshepsut sangat paham akan hal ini. Maka ia tak tanggung-tanggung. Demi memperkuat otoritas, legitimasi dan memperteguh warisannya, dibangunlah kompleks monumen yang dikerjakan paling sempurna dan paling elegan.