Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sedang membangun sektor pariwisata untuk menggali potensi ekonomi baru selain yang bersumber dari minyak. Hal ini selaras dengan Saudi Vision 2030.
Di antara kawasan wisata yang dibangunan adalah megaproyek kota bersejarah Al Ula di kawasan Madain Saleh. Kawasan ini, dipercaya sebagai lokasi Kaum Tsamud, yaitu kaum Nabi Saleh AS.
Kaum Tsamud dikenal dengan kemampuan luar biasa karena mampu mengukir gunung menjadi sebuah konstruksi apik yang tak pernah ada sebelumnya. Kemampuan tersebut, membuat mereka lalai terhadap perintah Allah SWT.
Kawasan Madain Saleh, adalah gurun pasir dipenuhi dengan bukit-bukit batu yang menjulang tinggi. Berbeda dengan ketika Kaum Tsamud hidup, di mana kawasan ini terkenal subur dipenuhi pohon-pohon hijau.
Karena kesuburan tersebut, menurut laporan situ Islamic Informasi, mereka menjadi sombong dan takabur. Mereka lalai, dan menjadi sangat kejam terhadap orang miskin, bahkan hingga menyiksa dan membunuh mereka.
Dikisahkan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW bersama rombongan hendak pergi ke Tabuk, beliu melewati tempat kawasan Madain Saleh. Lokasi ini diceritakan secara khusus kepada para sahabat.
Sesampainya di tempat tersebut, Nabi secara khusus memerintahkan onta-onta rombongan untuk meminum dari satu sumur saja, yaitu sumur yang digunakan unta Hazrat Saleh AS. Beliau melarang onta mereka minum dari sumur lain.
Tak hanya itu, Rasul pun ingin segera pergi dari tempat itu. Bahkan melarang para sahabat minum dan makan dari apapun yang ada di tempat itu supaya rombongan bisa segera meninggalkan tempat tersebut.
Apa yang telah dikerjakan Nabi, merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh umat Islam. Dalam tradisi Islam, hal tersebut disebut dengan hukum fi’li, atau hukum yang diperolah dari apa yang dilakukan Nabi.
Nabi Muhammad mempraktikkan tata cara shalat tanpa harus mengatakan cara shalat. Maka, umat Islam melakukan gerakan shalat sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi.
Lantas, apa hukumnya mengunjungi Madain Saleh, di mana Nabi sendiri tidak ingin berlama-lama di tempat tersebut? Apakah kita juga tidak boleh berlama-lama di tempat itu?
Menjawab pertanyaan itu, Syekh Assim bin Luqman Al Hakeem mengatakan, sebaiknya perlu mengetahui batas dari area Madain Saleh. Sebab, jika dilihat dari hadits, Rasulullah SAW melarang untuk memasukinya.
“Rasulullah bersabda kalau harus ke sana dan tidak ada cara lain untuk melanjutkan perjalanan kecuali melewatinya, maka kamu harus melakukannya secepat mungkin,” kata Sheikh Assim dalam akun YouTube-nya @assimalhakeem, dikutip Kamis (4/1/2024).
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa area yang dimaksud Rasul saat itu perlu didefinisikan ulang karena lokasi Madain Saleh adalah nama untuk wilayah yang cukup luas.
Menurutnya, area yang menjadi lokasi Kaum Tsamud mendapat azab dan siksaan dari Allah itu, adalah area yang terbatas. Sehingga perlu kajian lebih mendalam melibatkan para pakar untuk mendefinisikan batas wilayah tersebut.
“Namun, area yang ditimpa azab dan siksaan Allah adalah area yang terbatas sehingga Anda harus menemui pakar dan bertanya batasan-batasannya. Intinya, untuk mengetahui area mana yang tidak boleh dimasuki dan didekati,” ujar Syekh Assim.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…