Rencana terkait daging dari pembayaran dam akan dibawa masuk ke Indonesia dicuatkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Untuk prosesnya sendiri, nantinya pengemasan dengan cara membuat ukuran kecil.
Diungkapkan Kepala BPKH Anggito Abimanyu, bahwa sebelumnya daging kambing dari pembayaran dam tidak dibagikan ke kaum dhuafa di Indonesia karena belum ada izin impor.
Padahal, seharusnya jamaah haji terbesar berasal dari Indonesia dan jumlah daging yang bisa masuk ke Indonesia dan dibagikan ke kaum dhuafa akan sangat besar.
Ia juga menjelaskan, bentuknya kemasan rencananya adalah 500 gram isi 20 potong daging kambing. Hal ini supaya bisa lebih mudah dalam pengiriman. Sementara Kuponnya akan dikumpulkan oleh para travel haji.
“Setelah dikumpulkan oleh travel haji dan umrah, kupon dam ini akan disampaikan ke pengelola kupon dam di Arab Saudi yang digandeng oleh Islamic Development Bank (IDB). Dari sana, kambing dam dan kurban yang telah disembelih akan dikemas agar dapat dibawa ke Indonesia,” ujarnya
BPKH memang menargetkan pengiriman 10 ribu kambing dengan jumlah sekitar 20 ribu kemasan. Namun, jumlah ini masih kurang dari jumlah jamaah haji yang dibawa oleh asosiasi travel haji dan umrah, yakni sekitar 17 ribu jamaah.
“Tahun ini ada pabrik industrinya yang dapat sertifikasi dari IDB, selama ini kesulitan karena belum ada perusahaan yang disertifikasi untuk bisa mengelola ini. Ini bisa siap saji tinggal dimakan. Insya Allah berkah untuk kaum dhuafa,” ujar Anggito.
Ketua Himpuh, Baluki Ahmad, mengatakan pihak penyelenggara travel umrah dan haji siap menyalurkan manfaat dari pembayaran dam ini.
Menurutmya selama ini meskipun menjadi pembayar dam terbesar, Indonesia tidak mendapatkan manfaatnya yang besar.
“Selama ini daging dam banyak dikirim ke negara-negara Afrika, padahal (dhuafa) kita kan juga memerlukan. Insya Allah dengan ini manfaat daging dam ini bisa kembali ke masyarakat Indonesia yang memerlukan, kami siap sebagai perpanjangan tangan,” kata Baluki.