Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan safari wukuf untuk jamaah yang sakit. Juga tidak memungkinkan untuk berangkat ke Arafah bersama jamaah lain. Hal ini dilakukan dengan mengerahkan sejumlah sarana dan tenaga medis
“Tim dokter dan segala fasilitas kita siapkan dengan matang. Ini kita lakukan agar jamaah dapat melaksanakan puncak haji,” ujar Kepala Puskes Haji Kemenkes Eka Jusup Singka dalam keterangan tertulis.
Pelaksanaan
Wukuf pada 9 Dzulhijjah mulai matahari tergelincir merupakan rukun haji yang tidak bisa digantikan dengan ibadah dan denda apa pun. Ibadah ini dilaksanakan dengan bermunajat kepada Allah. Bisa dengan berzikir mengagungkan asma Allah. Juga membantu dan melayani jamaah haji. Siapa yang tidak melaksanakannya maka berarti tidak melaksanakan haji.
Safari Wukuf adalah upaya dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah untuk mengantarkan jamaah haji yang sakit ke Arafah guna melaksanakan wukufnya. Jemaah yang diantar ke Arafah adalah yang sakit, tapi memenuhi syarat untuk berpindah dari satu tempat ke lainnya.
Ada 7 kriteria jemaah yang dapat mengikuti Safari Wukuf. Dengan memenuhi kriteria ini, maka jemaah disiapkan untuk ke Arafah dengan kendaraan yang telah dirancang sedemikian rupa, dan didampingi petugas kesehatan.
Adapun kriteria Safari Wukuf adalah,
- Kesadaran baik
a) Airway, breathing, circulation baik
b) Glasgow coma scale (GCS) = 15
c) kesadaran psychiatrist baik (3P, Memuaskan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian)
d) kemampuan menilai realita baik (tidak ada halusinasi waham) - Hemodinamik (sirkulasi) stabil, mean arterial pressure (MAP) paling rendah 65 mmHg
- Saturasi oksigen lebih dari 89 dengan nasal kanula 2 3 liter per menit
- Transportable. Saat pemindahan tidak memperberat kondisi fisik, berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jemaah haji sakit
- Tidak menular / tidak infeksius
- Penyakit tidak dalam periode akut
- Tidak dalam krisis hipertensi