Jelang peringatan World Dance Day atau Hari Tari Dunia 2019, sekitar 6.000 penari dari 175 grup tari di seluruh Indonesia siap unjuk kebolehan di Kota Solo. Lewat event bertajuk Solo Menari 24 Jam ini, para penari bakal beraksi hingga 24 jam nonstop.
“Ini merupakan rangkaian acara tahunan yang selalu menjadi buruan para penikmat seni budaya khususnya seni tari. Kehadirannya selalu mampu menjadi magnet tersendiri pariwisata Kota Solo,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).
“Ini merupakan rangkaian acara tahunan yang selalu menjadi buruan para penikmat seni budaya khususnya seni tari. Kehadirannya selalu mampu menjadi magnet tersendiri pariwisata Kota Solo,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).
Menurut Arief, event yang akan digelar di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Senin, (29/4/2019), siap dijamin kehebohannya. Hal itu bisa dilihat dari deretan pengisi acaranya.
Perhelatan pun semakin spesial dengan keterlibatan penari difabel se Karesidenan Surakarta. Apalagi mereka dilatih secara langsung oleh koreografer kenamaan Jonet Sri Kuncoro.
“Ini yang membedakan Event Solo Menari 24 Jam dengan event lainnya. Kehadirannya selalu mampu memberikan kejutan-kejutan baru untuk memanjakan wisatawan. Silakan datang dan buktikan di Kota Solo,” ajak Arief.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan, event ini menjadi menu wajib bagi para wisatawan. Menurutnya perhelatan ini sangat berbobot dan begitu atraktif.
“Selama 13 tahun perhelatan ini berjalan, perhelatan ini mampu terus berkembang dan semakin besar. Semakin eksis tanpa tergerus zaman,” ucap Adella.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Wawan Gunawan memaparkan rangkaian perhelatan tersebut. Ikon pertunjukkan menari selama 24 jam nonstop nantinya akan dibawakan oleh 6 orang penari. Mereka berasal dari Bali, Kalimantan dan Jawa.
Dalam event Solo Menari kali ini juga menampilkan gelar Karya Tari Keraton dari Kraton Solo, Kraton Yogyakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran. Selain itu juga menampilkan empat maestro tari Indonesia dari berbagai jenis tarian.
Ada Wied Senjani dengan seni baletnya yang juga berkarya di tari tradisi Jawa. Wahyu Santoso Prabowo maestro tari Jawa. Retno Maruti juga maestro tari tradisionil Jawa dan Frans Jiu Luway asal Kalimantan Timur yang merupakan maestro tari tradisi Dayak.
“Dengan event ini diharapkan seni tari akan mendunia, baik modern tradisional, dan semakin banyak melibatkan para generasi muda atau kaum milenial. Kalau pak Menpar Arief Yahya bilang, budaya itu semakin dilestarikan semakin menyejahterakan. Karena itu sangan digandrungi wisatawan khususnya wisman,” papar Wawan.