Ribuan warga Suku Baduy akan ‘Turun Gunung’ keluar dari wilayah mereka menuju kantor kepala daerah setempat untuk melakukan tradisi Seba pada 4 Mei mendatang. Tradisi ini merupakan acara rutin yang dilakukan setiap tahunnya dan sudah dilakukan selama ratusan tahun.
“Seba itu perjalanan untuk mempersembahkan hasil panen mereka (Warga Baduy) sebagai ungkapan rasa syukur yang merupakan tradisi tahunan masyarakat Kanekes setelah mereka melakukan prosesi Kawaluh atau puasa tiga bulan,” tutur Kadis Pariwisata Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati.
Dimulai dari Desa Kenakes
Adapun proses perjalanan mereka nantinya akan dimulai dari Desa Kanekes menuju ke Pendopo Kabupaten Lebak untuk bertemu dengan Bupati Lebak, kemudian ke Pendopo Gubernur di Kota Serang untuk bertemu dengan Gubernur Banten. Setelah prosesi penyerahan hasil panen dan ritual dilaksanakan di tempat-tempat itu, barulah para warga Baduy kembali lagi ke Kanekes.
Uniknya, ada perbedaan pelaksanaan Seba antara Baduy luar dan dalam. Baduy luar diperbolehkan menaiki kendaraan sebagai transportasi ke tempat-tempat rersebut, namjn Baduy dalam yang memang menolak menggunakan segala bentuk teknologi, harus berjalan kaki dalam oelaksanaan tradisi ini.
Karakter unik
Tradisi warga Baduy ini memang mempunyai karakteristik unik. Tidak dimiliki daerah lain sehingga banyak mengundang wisatawan. Mereka tertarik untuk mengunjungi Suku Baduy yanv ada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tersebut.
“Tradisi Seba ini menjadi daya tarik bagi masyarakat umum untuk mengetahuinya. Bahwa Banten mempunyai satu tradisi budaya yang unik. Tidak dimiliki oleh dunia manapun juga, sehingga itu menarik untuk dipelajari masyarakat,” ujar Eneng.
Diprediksi sekitar dua ribu orang akan mengikuti acara tersebut. Nantinya Dinas Pariwisata akan mengadakan festival. Isinya ragam acara mulai dari kegiatan edukasi, hiburan hingga perlombaan.