Thaif menyimpan sejarah berliku. Daerah tersebut menjadi rebutan para penguasa dari masa ke masa.
Orang banyak menjadikannya sebagai destinasi untuk tempat tinggal. Mereka yang kalah berperang melawan balatentara dari Aksum Ethiopia (100-940 M) misalkan, kabur ke Thaif untuk membangun kehidupan baru.
Dahulu ada balantentara yang dipimpin Abrahah al-Asyram (al-Habsyi). Mereka adalah pasukan yang diabadikan Alquran dalam Surah al-Fil, karena menyerang Ka’bah. Allah menyerbu mereka dengan mengerahkan balatentara burung Ababil yang membawa batu panas.
Burung tersebut menghujani pasukan gajah tersebut hingga tak tersisa.
Nah, pasukan ini masyhur karena pernah memerangi Kerajaan Himyar (110 SM-525 M) yang telah membantai Najran (ashabul ukhdud). Kemudian, orang-orang Yahudi Himyar kabur ke Thaif untuk membangun kehidupan baru.
Mereka adalah masyarakat yang terkumpul menjadi Bani Tsaqif. Momentum bersejarah ini berlangsung pada saat Rasulullah lahir di Makkah pada abad ketujuh.
Kitab Tarikh at-Tabari mengungkapkan, kabilah tsaqif bermula dari seseorang bernama Qasiyy bin Munabbih bin Bakr bin Hawazin. Dia dikenal sebagai keturunan Bani Hawazin.
Kata //tsaqif// bermakna cerdas, berbudaya. Dalam istilah Arab, kata tersebut berasal dari tiga huruf, yaitu tsa, qa, dan fa. Ketika diubah menjadi mashdar, dia menjadi //tsaqafah// (kebudayaan).
Nah, di kota yang diapit perbukitan itu orang-orang tadi membangun keluarga dan mempunyai keturunan. Mereka membangun tradisi menyembah berhala Latta.
Menurut sahabat Rasulullah yang ahli tafsir dan hadis, Abdullah bin Abbas, kemudian alim ilmu hadis Bukhari, dalam Tafsir Ibnu Kasir, Latta merupakan tokoh ketika hidup, berjasa besar membantu jamaah haji. Dia membagikan roti yang menjadi bekal perjalanan para jamaah menuju Makkah.
Karena jasa tersebut, orang-orang mendewakan Latta. Setelah tutup usia, makam Latta selalu ramai dikunjungi. Kemudian mereka memujanya seperti Tuhan.
Kitab //Tarikhul ‘Arabiy fil ‘Ashril Jahiliy// karangan Dr Sayyid Abdul Aziz Salim menjelaskan asal Thaif adalah daerah bernama Wuj. Lalu oleh orang sekitarnya diganti nama menjadi Thaif.
Alkisah, seorang saudagar kaya bernama Aldimon datan kesana. Dia berani membunuh sepupunya di Hadramawt Yaman. Agar jejaknya tak terendus, dia kabur ke Thaif.
Di kota nan sejuk ini, Aldimon mempersunting wanita Bani Tsaqif. Dia juga menggerakkan masyarakat untuk memberontak, sehingga penguasa setempat Mas’ud bin Mut’ab ats-Tsaqafiy, didongkel dari kekuasaan.
Perlawanan Aldimon dan pasukannya berbuah keberhasilan. Mereka mendirikan tembok pelindung di sekeliling kota. Jadilah kota itu bernama Thaif yang berarti mengelilingi.
Ahli sejarah lainnya, Sayyid Abdul Aziz Salim berpendapat sama. Disebut Thaif, sebab terdapat tempat penyembahan berhala terbesar kedua setelah Makkah. Para penyembah ini disebut orang-orang yang mengelilingi, atau thaif.
Penulis: Abarahmasrina
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…