Kita ketahui Nabi Muhammad merupakan orang yang penuh kasih sayang. Beliau tidak pernah marah bahkan kepada seorang jahil atau bodoh sekali pun. Justru sikap Nabi Muhammad ‘meluruskan’ orang jahil tersebut ketika mereka berbuat sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai dengan ajaran agama, bahkan bertentangan dengannya.
Beliau selalu mengingatkan, mengajari, dan mendidik mereka dengan penuh kasih sayang. Tanpa amarah dan caci maki.
Muawiyah bin Hakam as-Sulami meriwayatkan bahwa suatu ketika ada seorang laki-laki dari satu kaum bersin saat melaksanakan shalat berjamaah dengan Nabi Muhammad.
Muawiyah bin Hakam yang berada dalam jamaah kemudian melafalkan doa ketika mendengar orang bersin ‘Yarhamukallah.’
Kejadian itu pun menarik perhatian para jamaah lainnya. Mereka melototi Muawiyah dan menepuk paha mereka. Mereka seolah ingin mengatakan bahwa seharusnya Muawiyah diam saja dan tidak perlu mengucapkan doa seperti itu.
Kemudian Nabi Muhammad kemudian menghampiri Muawiyah setelah selesai shalat. Beliau memberikan ‘pengajaran’ kepadanya, tanpa memaki dan menghardiknya—apalagi memukul.
Kata Nabi, ‘tidak ada percakapan manusia di dalam shalat, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur’an.’