Sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi lingkungan hidup, Balai Taman Nasional Gunung Tambora akan merehabilitasi lahan seluas 700 hektar di tahun 2019.
Kegiatan RHL tersebut diinisiasi oleh Balai TN Tambora dan menggandeng Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Dodokan Moyosari, dengsn tujuan sebagai bagian dari upaya memulihkan kondisi ekosistem Taman Nasional Tambora dan wilayah sekitarnya.
Kegiatan pemulihan ekosistem tersebut akan diinisiasi dengan berbasis masyarakat sebagai bagian dari upaya Balai TN Tambora menjadikan masyarakat sebagai subjek dalam mengelola Taman Nasional muda tersebut.
“Masyarakat akan dilibat mulai dari proses, penentuan lokasi atau pengukuran, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Sasaran lokasi berada di Doro Saha Desa Sori Tatanga, Kecamatan Pekat Dompu, Nusa Tenggara Barat dengan kebutuhan bibit mencapai ratusan ribu bibit,” ungkap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Tambora, Murlan Dameria Pane, pada tfanews.com Rabu, (31/7/2019).
Bibit yang akan ditanam merupakan bibit jenis asli Taman Nasional Tambora, antara lain Kepuh (Sterculia poetida) Ketapang (Terminalia catappa), Mpusu, (Ficus sp), Kalanggo (Duabanga moluccana) dan yang lainnya.
“Melalui upaya pemulihan ekosistem tersebut, diharapkan akan menjadi salah satu solusi penanganan banjir di wilayah sekitar serta terpulihkannya ekosistem dan habitat satwa liar di Taman Nasional Tambora yang saat ini telah menjadi Cagar Biosfer bersama-sama dengan Teluk Saleh dan Pulau Moyo,” jelasnya.