Bulgaria di timur Eropa ternyata punya jejak peradaban Islam. Sebuah masjid bersejarah dari masa Kesultanan Ottoman masih ada di Kota Sofia.
Negara Bulgaria merupakan salah satu tempat yang menurut saya memiliki nilai eksotis di benua Eropa. Letaknya berbatasan langsung dengan Turki dan Yunani serta masa lalu negara ini yang pernah jadi bagian dari wilayah Ottoman, membuat akulturasi begitu kental dengan negara yang juga terletak di semenanjung Balkan ini.
Dimulai dari corak musik tradisionalnya hingga kuliner khas dari negara ini yaitu daging kebab dan kofta yang memakai bahan dasar daging babi sebagai bentuk modifikasi dari adaptasi budaya Turki.
Kesultanan Ottoman atau Utsmaniyah memerintah negara asal mantan pesepakbola beken klub Manchester United, Dimitar Berbatov ini selama lebih dari 500 tahun. Selama itulah tentunya kebudayaan dan pengaruh Islam berkembang di Bulgaria salah satunya di ibukota negara, Sofia.
Salah satu peninggalan Ottoman yang masih aktif dan berdiri di Kota Sofia adalah Masjid Banya Bashi. Terletak di Boulevard Maria Luiza, Masjid Banya Bashi merupakan masjid Ottoman satu-satunya yang tersisa dari 70 masjid yang pernah berdiri di Sofia dan pusat dari aktivitas komunitas muslim di Kota Sofia.
Agama Kristen Orthodox menjadi mayoritas agama yang dianut penduduk Bulgaria sementara Islam menjadi yang kedua dengan jumlah 588.000 jiwa yang mayoritas beretnis Turki, dan di Kota Sofia sendiri memiliki 8.614 jiwa penduduk muslim.
Nama Banya Bashi sendiri mungkin terdengar tidak asing buat kita yang berbahasa Indonesia. Banya sendiri dalam bahasa Turki berarti banyak, jadi bisa dilihat juga serapan kata asing untuk bahasa Indonesia. Sementara Bashi sendiri berarti bath atau pemandian, yang artinya Banya Bashi berarti banyak pemandian. Nama itu dipilih karena di atas tanah masjid terdapat sumber mata air panas yang mana pada masa lalu digunakan untuk permandian.
Masjid ini berdiri pada tahun 1576 dan dibangun oleh Mimar Sinan, salah satu arsitek ternama Ottoman yang juga mengarsiteki bangunan-bangunan penting di Istanbul, sebagai salah satu bangunan Ottoman masjid ini dianggap sebagai salah satu masjid tertua di Eropa daratan.
Keunikan eksterior bangunan ini adalah badan bangunan yang berwarna amat kontras dengan kubahnya. Tubuh bangunan dibuat menggunakan batu bata sehingga berwarna merah sementar kubah masjid memiliki warna biru. Untuk interiornya sendiri sedikit mengingatkan saya dengan Mesjid Biru di Istanbul, bagian midrab dan tembok timurnya ditutupi dengan keramik berwarna aquamarine dengan beberapa kutipan ayat-ayat Alquran juga tertempel di tembok.
Tepat di sebelah masjid ini juga terdapat situs arkeologi Kota Serdica yang merupakan kota pendahulu Sofia yang dibangun dan dikembangkan oleh bangsa Romawi. Situs arkeologi ini juga menjadi pemandangan bahwa di Boulevard Maria Luiza inilah dua budaya besar bersatu yaitu Ottoman dan Romawi.