Jarang sekali wisatawan yang memilih Kuwait sebagai destinasi liburan mereka di Timur Tengah. Bahkan hal tersebut terdengar aneh mengingat negara yang ada di bagian Arab ini tidak terlalu dikenal akan dunia pariwisatanya.
Negara ini cenderung dikenal sebagai salah satu negara miskin yang kemudian seiring dengan berjalannya waktu, potensi minyak bumi ditemukan hingga berhasil menyejahterakan masyarakatnya.
Kini, kondisi telah berbalik 180 derajat dengan banyaknya mobil mewah berlalu lalang dan sector pariwisata dibangun dengan berbagai obyek wisata Kuwait yang cukup mempesona. Salah satunya adalah Museum Nasional Kuwait.
Museum ini letaknya berada di Gulf Road 25. Tepatnya tak jauh dari Gedung MPR Kuwait atau Gedung Majelis Nasional. Perancang bangunan yang satu ini adalah seorang berkebangsaan Perancis bernama Michel Ecochard.
Museum ini berisi sejarah Kuwait, di manaa kamu dapat melihat kehidupan masyarakat Kuwait masa lalu, kegiatan harian mereka, juga sejarah perdagangan juga tradisi di Kuwait.
Di museum tersebut terdapat 5 bangunan utama. Bangunan itu dibuat dekat taman dan menggambarkan koleksi seni dinasti Al-Sabah yang menawan. Museum yang berisi artefak pun menjadi bagian dari museum nasional.
Di sini anda dapat saksikan banyak artefak temuan dari penggalian arkeologi di Failaka Island, pintu kayu kuno, terakota serta alat ukir, 16 juta fosil hewan tua, koin perunggu yang berasal dari zaman Helenistik dan zaman perunggu.
Museum ini juga menyajikan banyak patung yang menggambarkan Kuwait kuno, seperti beraneka macam foto yang akan membawa anda kembali ke tahun 1942, artefak Kuwait di masa tahun 40 sampai dengan 50-an, rumah-rumah khas Kuwait yang masih tradisional, hingga artefak yang sudah rusak saat zaman Perang Teluk.
Berkunjung ke Museum Nasional Kuwait sangat tepat dilakukan bila kamu ingin tahu kejadian dan geografis penyebaran islam di Kuwait.
Sejarah di balik Museum Nasional Kuwait ini sangat panjang dan luar biasa. Pada saat sebelum menjadi bangunan museum, ketika itu bangunan ini merupakan sebuah kerajaan yang merupakan tempat tinggal keluarga Kerajaan Kuwait Sabah.
Karena penemuan di Failaka membutuhkan tempat untuk menyimpan, maka dari itu Departemen Antiquity dan Museum membeli tempat tinggal keluarga Kuwait Sabah tersebut dan menjadikannya Museum Nasional Kuwait. Semasa rezim Irak (Perang Teluk) museum yang satu ini pernah dihancurkan, akan tetapi dibangun kembali dan semua artefak dipamerkan di sini.