Disiplin, ramah dan profesional, itulah gambaran dari orang Jepang.Terungkap, alasan yang membuat orang Jepang seperti itu. Bisa jadi pelajaran.
Traveler yang pernah liburan ke Negeri Sakura Jepang tentu dibuat kagum akan profesionalisme dan keramah-tamahan warganya. Mulai dari petugas bus, kereta hingga staff hotel, semua memberikan servis yang patut diacungi jempol.
Selain membuat tamu merasa aman dan dihargai, mereka yang bekerja di bidang jasa pun tak pernah meminta tips. Peribahasa tamu adalah Raja begitu dijunjung tinggi. Praktek itu pun dapat dilihat merata di seantero Jepang.
Dikumpulkan tfanews.com dari berbagai sumber, Rabu (19/6/2019), situs lokal Jepang Sora News 24 pun menggarisbawahi budaya saling menghargai dan rasa malu yang tertanam sejak dini.
“Kamu harus memperlakukan orang-orang yang membantu hidupmu dengan kesopanan dan keramahtamahan,” bunyi salah satu konsep hidup orang Jepang.
Namun, ternyata ada beberapa nilai penting lain yang dianut orang Jepang. Di mana nilai itu juga mempengaruhi sikap dan profesionalisme mereka. Salah satunya adalah pendekatan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Baru-baru ini pihak American Express International melakukan survey terkait penilaian warga dunia terhadap servis yang mereka dapatkan dan tindakan sebagai akibatnya.
Mengambil sampel dari 1.000 orang di Kanada, Hong Kong, India hingga Jepang, semuanya ditanya apa tindakan mereka saat mendapat servis tak memuaskan di satu tempat.
Ternyata, warga Jepang adalah yang paling strict untuk urusan servis. Terungkap, sekitar 56% warga Jepang tak pernah kembali ke satu tempat yang memberi mereka servis buruk.
Mendapat angka lebih dari 50%, mayoritas masyarakat Jepang lebih memilih untuk mengalokasikan uangnya ke servis lain apabila mendapat servis tak memuaskan dari tempat sebelumnya. Bahasa simpelnya, tak ada kesempatan kedua atas servis buruk.
Survey itu pun sekaligus menjadi acuan, bahwa orang Jepang begitu strict. Mendapati hal itu, pelaku atau penyedia sektor jasa akan selalu memberikan yang terbaik apabila mereka tak ingin ditinggal pengguna jasa.
Di sisi lain, ekspektasi orang Jepang akan suatu hal seperti servis dan lainnya jadi begitu tinggi. Hal itu tentunya diketahui oleh traveler yang pernah berinteraksi atau bekerja langsung dengan orang Jepang.